Citra Diri sebagai Fondasi Kesuksesan

April 18, 2012

” Saya dilahirkan dengan otak yang mampu menganalisis apa saja. Salah satu kenangan saat kecil adalah mendapatkan hadiah Natal berupa kit perangkat Kimia. Saya suka bermain-main dengan mengombinasikan berbagai formula. Terkadang saya mengikuti buku petunjuk yang disertakan dalam kit itu, tetapi biasanya saya mulai mengombinasikan dan bereksperimen-sampai sering asap mengepul dari gelas kimia kecil saya. Dalam keluarga, saya mulai terkenal sebagai ilmuwan, ibu saya kadang-kadang memanggil saya ” Pak Dokter”. Beliau berkata begitu karena selalu ada yang berkecamuk dalam kepala saya- selalu sibuk, selalu berpikir. Orang-orang mulai memperlakukan saya seperti anak utusan Tuhan untuk menyembuhkan penyakit mereka. Mereka mulai menganggap saya pintar. Karena mereka menganggap begitu, saya suka mengerjakan hal-hal yang membuat saya lebih pintar, seperti kimia”

” ………… ibu saya selalu membayangkan saya dalam sebuah gambaran kesuksesan. Beliau sering berkata, ” Tom, aku tidak mengkhawatirkanmu, Kau akan jadi seorang Jutawan suatu saat nanti” Beliau memperlakukan saya sejak lahir sebagai calon jutawan karena kebiasaan saya sejak lahir untuk menganalisis sesuatu dan terus menerus mencari cara membuat atau mendapatkan hal-hal yang tak mampu kami beli. Dan karena beliau memperlakukan saya seperti itu, kebiasaan-kebiasaan itu menguat dan menjadi kebiasaan yang membantu saya mewujudkan impian ibu tentang diri saya”

Kutipan kisah diatas merupakan cuplikan kisah hidup Thomas L. Harison yang ditulisnya sendiri bersama Mary H. Frakes dalam bukunya the DNA Of Success. Thomas L Harrison adalah Chairman dan CEO Diversified Agency Services, sebuah divisi dengan pertumbuhan terbesar, tercepat dan paling perusahaan marketing dari periklanan beromset miliaran dollar, Omni Com Group, Inc-salah satu perusahaan Fortune 500. Penyandang gelar Master of Science dari West Virginia University dalam bidang biologi dan Fisiologi sel ini pernah menjadi peneleti di West Virginia University Medical Center dan menerbitkan berbagai karya ilmiahnya.

Coba pembaca perhatikan, bagaimana pengaruh perlakuan keluarganya turut membentuk citra positifnya. Banyak fakta menunjukkan, bahwa Pengaruh keluarga tak hanya bermakna bagi penumbuhan citra diri positif seseorang tetapi lebih dari itu dapat mewarnai jalan hidupnya dikemudian hari. Dalam sebuah lingkungan keluarga dan sosial yang sehat peradabanya dengan mudah ditemukan banyak orang yang awalnya biasa-biasa saja dapat bertumbuh menjadi pribadi yang cemerlang hanya karena dukungan dan stimulus positif secara terus menerus diberikan orang terdekatnya. Hal ini pula yang menjadi penjelasan kenapa anak-anak mantan presiden menjadi presiden, anak –anak pengusaha bertumbuh menjadi pengusaha dan sebaliknya anak orang miskin mewarisi kemiskinan hingga terkadang menjadi terjebak dalam kemiskinan tersebut. Pola asuh orang kaya biasanya menumbuhkan kepercayaan betapa pentingnya kecerdasan finansial dengan memberikan dukungan positif ketika sang anak rajin menambung, mampu berhemat. Pola asuh orang pintar biasanya menekankan supremasi ilmu pengetahuan, dengan memberi pujian ketika anak nya bisa membaca, trampil menulis, menggunakan uang jajan untuk membeli buku dan lain-lain. Pola asuh ulama biasanya menyemaikan pentingnya akhlak karimah dan kecerdasan spiritual dalam kehidupan dan demikian selanjutnya manusia menstimulus lingkungannya dengan mindset dan kebiasaannya.

ZigZiglar dalam buku best sellernya See at the top; Peta Perjalanan menuju keberhasilan yang lebih besar mengenalkan 6 langkah penting menuju sukses yaitu:

  1. Pengembangan citra diri yang sehat.
  2. Penghargaan terhadap nilai dan kemampuan orang-orang lain
  3. Arah tujuan yang kuat. Anda memerlukan sebuah rencana untuk membangun rumah. Untuk membangun kehidupan yang lebih penting adalah mempunyai rencana dan tujuan.
  4. Langkah ke empat adalah bahwa anda harus mempunyai sikap mental yang benar.
  5. Kesediaan bekerja
  6. memiliki keinginan yang membara untuk tampil sangat baik.

Dari penjelasan ini tampak bahwa pengenalan diri atau citra diri menjadi kunci penting untuk dapat mengerjakan syarat-syarat lainnya dengan lebih baik, lebih efektif-efesien serta bergairah.

Sebaliknya citra diri seseorang akan menjadi rapuh apabila ia senantiasa meminjam kekuatan dari orang lain termasuk ayahnya.

Secara sederhana, pengertian citra diri adalah cara kita dalam memandang diri kita. Cara kita memandang diri kita sendiri berpengaruh terhadap cara kita memperlakukan diri kita dihadapan orang lain. Cara kita memperlakukan diri kita juga akan menjadi rujukan bagi orang lain dalam memperlakukan kita. Pepatah bijak mengatakan, pemuda yang baik adalah pemuda yang mandiri yang berkata ini aku ( ha ana dza ) bukan pemuda yang senantiasa berlindung dibalik kesuksesan ayahandanya ( kana abi ). Orang yang banyak bergantung pada bantuan orang lain akan menjadi pemalas, Bermental Pencuri alias Mementingkan diri sendiri dan, Merasa benar sendiri, Pencari kesalahan alias tidak bertanggung jawab, sifat Amarah dan Pengecut. Padahal semua sifat tersebut adalah unsure –unsur pembentuk kegagalan. “ Meminjam kekuatan dari luar hanya akan memperbesar kelemahan-dalam dirinya sendiri, dalam diri orang lain, dan dalam hubungan dengan orang lain. Potensi sukses sejati itu ada pada dirimu sendiri, galilah dengan caramu sendiri, maka kamu akan sukses dan menjadi Juara ”. tegas seorang bijak.

Zig Ziglar mengatakan “ Titik awal untuk meraih keberhasilan dan kebahagiaan adalah citra diri yang sehat.” DR. Joyce Brothers, penulis, kolomnis dan ahli Psikologi terkenal mengatakan, “ Konsep diri masing-masing orang adalah inti kepribadiannya. Konsep tersebut memengaruhi setiap aspek perilaku manusia: kemampuan belajar, kesanggupan untuk tumbuh dan berubah, memilih teman, pasangan dan karier”. Seorang anak manusia yang memandang dirinya sebagai bagian mahluk ciptaan Tuhan yang berharga, maka ia akan tampil dengan perilaku yang bermutu dan bermanfaat bagi semesta Alam bukan sebaliknya.

Dari pengertian diatas menjadi jelas bahwa pertama-tama, kita – anda dan saya haruslah benar-benar menerima dan menyukai diri sendiri sebelum mengharapkan orang lain menerima kehadiran diri anda. Konsep diri yang positif semacam inilah yang menjadi modal kita memandang diri sendiri. Sementara untuk mendapat pengakuan dari orang lain kita memerlukan bukti nyata, prestasi, kontribusi riel berupa kontribusi kebaikan dan nilai tambah bagi orang lain. Prestasi inilah yang membuat kita mendapat pengakuan dan memiliki percaya diri. Karena tanpa bukti nyata berupa karya nyata bagi orang lain, bagi organisasi dimana kita bekerja, mustahil orang lain mengakui keberadaan kita. Disinilah pentingnya citra diri sebagai a part of solution bukan a part of problem. Jika nilai yang kita terima sama dengan nilai kontribusi yang kita berikan, eksistensi kita belum memberikan manfaat bagi organisasi dan lingkungan. Hanya apabila hadiah, atau gaji yang kita terima lebih kecil dari pada apa yang bisa kita berikan kepada organisasi, atau orang lain, maka kehadiran kita bermakna bagi mereka. Disinilah pentingnya nilai tambah berkontribusi dalam meningkatkan citra diri seseorang.

Kiat membangun Citra diri positif

Membangun citra diri yang positif tentu saja tidak jatuh dari langit. Manusia selain membutuhkan pengetahuan yang mendalam dibidang profesinya, juga memerlukan dukungan, sentuhan serta mentoring dari para ahli dilingkungan terdekatnya. Peran Orang tua dan keluarga serta guru disekolah dan teman-teman terdekat sangat penting dalam proses pembentukannya. Ibarat mendirikan sebuah bangunan dibutuhkan fondasi yang kokoh. Pondasi kepribadian adalah citra diri yang kokoh. Umumnya orang –orang sukses diberbagai belahan bumi ini memiliki mentor sukses yang mendampinginya dalam proses pembentukan citra diri tersebut. Sebaliknya, sejarah mencatat dengan tinta emas, berapa banyak orang jenius yang berkeliaran dan menjadi benar-benar tampak bodoh, tidak percaya diri hanya karena tidak ada pengakuan dari lingkungannya alias lingkungannya selalu mengerdilkan potensinya. Inilah pembeda proses kelahiran seorang juara dan pecundang. Proses lain dari penciptaan citra diri positif ini juga dapat kita lihat dari para anak-anak dari single parent. Penulis terkadang berfikir, kenapa anak seorang ibu yang single parent lebih berpotensi untuk sukses ketimbang putra dari seorang single parent laki-laki?

Penjelasan sederhananya adalah, bahwa anak dari singleparent yang ditinggal oleh sang Ayahanda baik karena bercerai atau alasan lainnya. Laki-laki pada umumnya dipandang sebagai symbol dominant dalam rumah tangga dan seorang ibu ( yang umumnya dikonotasikan sebagai si lemah) . nah tatkala sang anak dalam pertumbuhannya menemukan keluarganya kehilangan perisai dan pelindungnya maka sang anak berempathi pada ibunya. Dan lalu, ia mencoba berbuat sesuatu untuk meringankan beban keluarganya meskipun pada awalnya hanya berupa tindakan sederhana, minimal menjadi anak yang mandiri sejak dini tanpa merepotkan ibunya. Nah, akumulasi kemandirian tersebut plus berkah dari sang Ibu tersebutlah yang membuat sang anak yatim tadi bertumbuh produktif. Hikmah lain yang perlu dicatat dari kisah “si anak Ibu” diatas adalah bahwa meskipun pada awalnya ia menjadi mandiri karena keterpaksaan disebabkan ketiadaan ayahandanya sebagai penopang ekonomi keluarganya ( ayah), namun lamban tapi pasti, kebiasaannya bekerja keras dan mandiri tersebut telah membuatnya memiliki kebiasaan positif dan berkesempatan melatih otot suksesnya melalui serangkaian kerja keras penuh mandiri dengan membantu ekonomi keluarga. “Orang hebat adalah orang yang berbuat dengan cara biasa tetapi fenomenal bagi banyak orang” demikian sebuah ungkapan bijak berkata. “Citra diri” dengan demikian berkorelasi dengan Kemandirian dalam pengertian kemampuan untuk memimpin diri sendiri, mengenali potensi diri serta kemampuan berkontribusi bagi orang lain (prestasi ). Semakin mandiri kehidupan seseorang yang ditandai dengan kemampuannya menghidupi diri sendiri dan berkontribusi bagi lingkungan keluarga dan organisasi bisnisnya, maka akan semakin besar derajat kesuksesannya. Semakin terampil seseorang memimpin dirinya ( mandiri ) maka akan trampil ia memimpin orang lain (pemimpin ). “ Orang sukses adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain” demikian ungkapan para ahli.

*****

Problem dan tantangan regenerasi

April 18, 2012

Salah satu kisah pavorit penulis tentang pentingnya pencarian makna sukses dan kebahagiaan dan kaitannya dengan proses regenerasi muda adalah kisah seorang Banker terkemuka dari Amerika. Dimana diceritakan ada seorang banker terkemuka Amerika yang selain kaya raya juga jenius hingga berhasil memperoleh hadiah Nobel –hadiah paling bergengsi dibidang ilmu pengetahuan. Dengan dua keunggulan Anugrah tersebut ( kaya dan jenius ) tak pelak lagi jika sang tokoh ini juga mempunyai status sosial yang tinggi, popularitas yang hebat , hingga nyaris tanpa persoalan hidup. Satu-satunya persoalannya adalah kegagalannya menjadikan putra semata wayangnya untuk menjadi seseorang yang dia impikan sebagai manusia ideal alias sukses-kaya dan jenius seperti dirinya. Berbagai upaya telah yang dilakukan untuk mewujudkan impiannya tersebut. Namun ironisnya, beragam upaya tersebut justru kandas dan mengecewakannya. Terdorong oleh rasa frustasi dan kecewa bercampur malu atas kegagalan sang putranya, lantas sang ayah yang jenius akal dan harta tersebut panik dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidup sang Anaknya. Ya, sang jenius akal dan miliuner tersebut putus asa dan lalu membunuh sang putranya tersebut. Selesaikah masalahnya? Tidak ! Sejak peristiwa tersebut ia justru semakin kecewa terhadap dirinya sendiri, dan sebagaimana anda sudah bisa duga akhirnya ia sendiripun akhirnya melakukan hal yang sama untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan jalan bunuh diri. Dalam sebuah surat yang sempat ia kirimkan kepada kolega terdekatnya, terungkap rahasia pribadi sang tokoh tersebut yang dapat dijadikan pelajaran paling berharga bagi para pencari sukses dan pemburu kebahagiaan dimana ia menulis, “ one of the courses of our modern civilization is that we have not time to meditation ( salah satu kegagalan peradaban modern ( manusia modern ) adalah karena tidak memiliki sedikit waktu pun untuk bermeditasi” tulis sang tokoh tersebut dalam surat nya kepada sahabatnya tersebut.

Dari kisah diatas dapat ditemukan pesan penting yang kiranya menjadi renungan bersama, bahwa salah satu kegagalan sang tokoh tersebut adalah menyeimbangkan sukses hidupnya dalam menjaga harmonisasi antara akal, hati nurani dan nafsu. Sebagai jenius dan peraih hadiah nobel serta seorang miliuner, ia sangat berprestasi dalam mendayagunakan potensi akal dan nafsunya. Namun ia mengabaikan keharusannya untuk merawat pemberdayaan hati nuraninya ( spritualitasnya ) melalui meditation, permenungan akan arti hidup dan kehidupan, dialog dengan sang penciptnya, doa, cinta dan keharusan untuk memberi makan sang jiwa. Ini lah ironi pengkultusan nafsu dan akal diatas jiwa ( hati nurani ) dan sebagaimana hasilnya adalah ia menuai bencana dan kehinaan perilaku alias su’ul khotimah. “ Hidup adalah masalah Prespektif “. Tegas Harry Gilman, seorang professor Psikologi yang peduli. “ Hidup ini bukan baik atau buruk, sukses atau gagal; tetapi bagaimana kita memilih untuk melihat pada sesuatu, itulah yang membuat berbeda. Apa yang anda lakukan dalam hidup anda itu adalah sebuah pertanyaan. Gula, tepung terigu dan telur- itu merupakan benda baik atau buruk? Anda dapat membuat sebuah kue dari ketiga benda tersebut, atau mungkin anda bisa saja menjadikannnya sebuah hal buruk, yaitu berantakan. Tetapi kemudian kue atau berantakan tadi – adalah hal baik atau buruk? Dapatkah anda membuatnya menjadi baik? Tentu saja. Atau menjadikannya buruk? Pasti” tegas professor jenius yang lebih memilih mendedikasikan temuan riset nya kepada masyarakat umum ketimbang mengkomersialkannya kepada elit , sebagai mana dikutip David Niven, Ph.D. Apa yang dapat disimpulkan dengan pendapat diatas adalah adalah bahwa ilmuwan barat tampak gagal memahami hakekat kebahagiaan. Profesor yang pertama mendekatinya dengan kaca mata “meditasi” dan professor psikologi yang kedua –sedikit lebih maju mendekatinya dari kaca mata akal sehat yakni menjelaskan kebahagiaan dari sisi pemaknaan atau pendefenisian / perspektif tentang hidup dan kehidupan. Mereka gagal atau tidak mau secara jujur mengakui peran spritualitas salah satu dari tiga dimensi utama manusia sebagai wadah dan pusat utama dari kebahagiaan itu sendiri.

Membaca kisah diatas, kita patut bertanya dan merenungkan; Apakah dan bagaimana pandangan anda tentang anda kesuksesan dan kebahagiaan? Apakah yang disebut kesuksesan dan kebahagiaan holistic itu ? Apakah kesuksesan seseorang hanya terkait dengan akumulasi kepemilikan materi an sihc? Apakah Kesuksesan soal Kebebasan? Apakah soal Popularitas? Apakah soal Kekuasaan? Apakah soal Pengaruh? Apakah Kesehatan? Apakah soal pengetahuan? Apakah soal kebiasaan? Jawaban atas semua pertanyaan di atas adalah “ ya”, tetapi hemat penulis jangan berhenti sampai disitu ! Kesuksesan yang sebenarnya jauh lebih dari itu.

Manusia terbentuk atas 3 unsur penting yaitu akal, nafsu, kalbu selain panca indra dan unsur difisik. Kesemua unsur –unsur tersebut plus keluarga dan lingkungan mestilah diperankan secara seimbang. Pada tataran ini lah kebahagiaan hadir. Hemat penulis “ kebahagiaan” sejati hanya akan mungkin tercapai jika terjadi harmonisari antara penggunaan akal, nafsu dan hati nurani dalam bangunan kehidupan kita. Keseimbangan atau harmoni ini yang disebut sebagai fitrah otentik manusia- fitrah orisinil yang menjadi perilaku Adam dan Hawa ketika di Surga dahulu, fitrah seorang bayi yang baru lahir, fitrah seseorang yang mampu menaklukkan hawa nafsunya dibawah kendali akal sehat dan nurani. Dalam terminology agama misalnya disebutkan bahwa malaikat adalah sebaik-baik makluk yang berakal dan berhati nurani. Iblis sebaik-baik mahluk yang berakal dan bernafsu dan manusia menjadi khalifah karena ketiga ia dipandang mampu menyepadankan unsur-unsur kemanusiaan kita secara seimbang dan selaras Lawan kata bahagia adalah hina dina. Dalam alqu’ran dijelaskan, duribat alahimul djillah aina ma tsaqifu illa bihablin minallah wa hablin minannas. Pengertian bebasnya adalah Manusia akan jatuh hina dina derajat nya jika ia tidak mampu menjagi keharmonisan hubungan dengan sang Pencipta dan manusia lainnya ( rahmatan lil alamin ). Kisah” Bunuh diri” sang Professor diatas yang meski berlimpah materi dan seorang bankers kaya lagi jenius, terbukti gagal meraih kebahagiaan hidupnya. Dalai Lama, Peraih Nobel perdamaian dan dikenal dunia sebagai pendekar spiritual sejati dari Tibet mengatakan hal yang sama, “ kini, ada masyarakat yang secara materi sangat maju, tetapi diantara mereka banyak orang yang sangat tidak bahagia. Dibalik permukaan yang dari luar tampak indah itu, ternyata ada semacam pergolakan mental, yang membuat mereka frustasi, menyulut pertengkaran yang tidak perlu, ketergantungan pada obat atau alcohol dan yang paling buruk, bunuh diri, Maka tidak ada jaminan, bahwa kekayaan saja dapat memberi anda kebahagiaan…..

Pembelajaran kedua yang dapat ditangkap dikisah diatas, adalah kesuksesan karier seseorang juga mestilah berpadanan dengan kesuksesan karir dalam keluarga terutama dalam hal membina anak sebagai amanat. Banyak orang tua yang hanya fokus mengutamakan karir pribadi dan mengabaikan peran dan fungsinya sebagai kepala keluarga bagi anak dan isterinya sebagaimana kisah sang profesor diatas. Apa yang terjadi? Ketika karir didapatkan, ia baru sadar bahwa suksesnya tak dapat diwariskan kepada putranya karena pertumbuhan sukses putranya hanya dipercayakan kepada pembantunya saja. Anak nya bertumbuh bukan seperti dirinya, tetapi percis seperti role model sianak yaitu sang pembantu yang mengasuhnya dan menemaninya saban hari. Inilah contoh jebakan kesuksesan.

Pembelajaran ketiga: Hidup ini pilihan !

Sukses memang soal pilihan, kebiasaan dan journey. Silahkan anda bebas memilih. “ Saya telah menyelidiki apa yang disebut sebagai kesuksesan selama beberapa dekade dan mendapati bahwa kesuksesan dimulai dengan satu pilihan. Penentuannya terserah kepada anda. Anda berhak dan mempunyai kemampuan untuk sukses, tetapi kesuksesan datang setelah anda pertama-tama memilih untuk sukses. Bayangkan: anda memegang sebuah kunci yang dapat membuka satu pintu menuju kesuksesan yang tak terhingga. Anda menghadapi satu pilihan ,anda akan membuka pintu itu atau tidak. Keputusan ada ditangan anda. Andalah yang harus menentukan”. Tegas Paul J. Meyer. Setelah anda bertekad untuk sukses maka langkah selanjutnya yang harus segera dilakukan adalah menyusun visi sukses. Melalui visi suskes ini anda dituntut untuk merumuskan secara jelas, bentuk dan model sukses seperti apa yang ingin anda capai dalam hidup anda. Menurut Guru sukses dunia Napoleon Hills, idealnya sukses yang anda bangun haruslah komprehensif dan utuh. Hanya sukses untuh dan komprehensif yang dapat membuat anda bahagia. Caranya? Motivator dunia ini memberi resep 12 Jenis kekayaan bagi orang sukses paripurna berikut ini:

  1. Sikap Mental Positif
  2. Kesehatan Jasmani
  3. Keharmonisan dalam hubungan antar manusia
  4. Kebebasan dari rasa takut
  5. Pengharapan yang mencapai hasil
  6. Kemampuan akan keyakinan diri
  7. Keinginan Membangi anugrah
  8. Rasa Cinta Kasih
  9. Pikiran Terbuka bagi semua pokok persoalan
  10. Disiplin diri
  11. Kemampuan mengerti orang lain
  12. Kesejahteraan ekonomi

Masih Menurut Napoleon Hill, setiap orang bisa memperoleh kekayaan material dan immaterial diatas hanya jika telah siap untuk menerimanya. Batin anda harus disediakan sebelum menanam benih-benih. “ ini berarti bahwa sesuatu yang yang dibutuhkan tidak akan berhasil tanpa sebab. Karena ada perbedaan antara “ kebutuhan “ dan “ kesiapan” untuk menerimanya. Pernyataan senada dikemukan oleh Asep Sulaiman Sabanda seorang Pengusaha muda yang sukses. Menurut tokoh ini, “ hanya jika kita telah menyiapkan diri dengan sebaik-baik persiapanlah maka Allah akan memberikan karunia terbaiknya berupa kekayaan dan kesuksesan” tegas tokoh ini. Kedua pendapat tokoh diatas relevan dengan isyarat Al _Quran yang mengatakan, “ Bahwa Tuhan tidak akan merubah Nasib suatu Kaum, sebelum kaum tersebut merubah Nasib nya”. Makna merubah nasib diatas pengertiannya adalah mempersiapkan diri kita untuk menerima dan menjalankan amanat sukses secara berjenjang dan berkesinambungan. Artinya kualitas kesuksesan seseorang juga berarti tergantung dari proses mempersiapkannya atau kemampuan menyelesaikan sukses –sukses kecil secara berkesinambungan. Keberhasilan menyelesaikan sukses-sukses kecil tersebut kemudian membuat anda menjadi “ candu” sukses dan memiliki energi.

KEMAMPUAN MEMIMPIN

April 18, 2012

Pembaca tentu masih ingat bagaimana dramatisnya kemengangan Barrack Hussein Obama – pemuda kulit hitam dari keluarga biasa itu, tatkala dalam konvensi partai demokrat berhasil mengalahkan wanita jenius dari kalangan keluarga terhormat pula bernama Hillary Clinton. Lalu pada tahap berikut nya, Capres Kulit Hitam yang pernah tinggal di Indonesia itu kemudian juga berhasil menyingkirkan pesaing nya, John Mc Cain – pahlawan perang Amerika dari partai Republik. Tentu ada banyak kisah disana. Namun yang banyak memesona banyak pihak adalah keterampilan kepemimpinan Barrack Hussein Obama dalam menggalang dukungan grassroot dari berbagai unsur dan profesi yang menjadi tim suksesnya. Kecerdasan dan keterampilan kepemimpinan Obama dan timnya dalam menyatukan berbagai elemen inklusif masyarakat Amerika tersebut dalam sebuah barisan perubahan, yang banyak mengispirasi banyak kalangan, sekaligus menjadi jurus kunci bagi kemenangan Barrack Hussein Obama menuju Gedung putih. Demikianlah dahsyatnya pengaruh etos kepemimpinan par excellent.

Hukum Sukses pertama dari setiap kesuksesan adalah kepemimpinan. Semakin tinggi dan berkualitas kadar kepemimpinan seseorang maka semakin sukseslah orang tersebut. Bahkan ada pakar yang mengatakan indikator Kebahagiaan seseorang dapat dilihat dari caranya memimpin. Argumennya sederhana. Adalah mustahil seseorang dipilih menjadi pemimpin tanpa memiliki pengikut. Dan tidaklah mungkin seseorang bersedia berkorban waktu dan uang menjadi tim suksesnya ( pengikut setia ), tanpa adanya kepercayaan dan keyakinan bahwa kelak sang pemimpin tersebut akan bersedia berbagai sukses dengan nya kelak. Kepemimpinan dengan demikian dapat diartikan sebagai kemampuan berbagi kesuksesan dan kebahagiaan bersama pengikutnya.

Point lain yang juga patut digarisbawahi dengan model kepemimpinan yang sukses adalah kemampuan mendeteksi aspirasi anggota dan mengemasnya menjadi ide dan slogan perjuangan bersama.

Pertanyaannya adalah mungkin seorang pemimpin mengetahui secara detail akar problem yang dihadapi suatu komunitas dan masyarakat pendukungnya, tanpa kesediaan pemimpin tersebut berinteraksi, membuka mata hati, dan telinganya terhadap problem pengikutnya atau masyarakat?

Jawabannya, hanya pemimpin yang dekat dengan rakyatlah yang tahu persis seperti apa kondisi riel yang dihadapi masyarakat nya. Disinilah diperlukan pengorbanan dan keberanian seorang pemimpin untuk menerobos tembok-tembok protokoler modern yang cenderung memisahkan pemimpin dan rakyat nya. Dan Barrack Obama Melakukan itu melebihi pemimpin lainnya ( khususnya pesaingnya ). Dalam hukum kepemimpinan bisnispun rumus yang sama berlaku. Semakin banyak komunitas atau konsumen yang dilayani kepentingannya oleh seorang pebisnis, maka semakin besar peluangnya untuk sukses dan kaya. Kesuksesan kepemimpinan dan tingkat produktivitas pelayanan yang dipersembahkan seorang pemimpin, dan kesediannya untuk mendistribusikan kesuksesan tersebut bagi komunitas yang diwakilinya dengan demikian, ibarat dua sisi mata uang . Disinilah pentingnya kemampuan seorang pemimpin untuk mengispirasi orang lain dengan cara memberikan visi baru, harapan baru bagi kebaikan orang lain ketika ia menjadi pemimpinnya dan keotentikannya untuk menjadi pelayan terbaik bagi mereka.

Sayang nya, dalam banyak kasus, seringkali seorang pemimpin melupakan para pejuang dan pendukungnya ketika telah mencapai impiannya. Banyak masyarakat yang tadinya kagum berat ketika kemunculan seorang pemimpin baru, tiba-tiba berbalik memusuhinya karena pudarnya harapan tersebut. Ibarat mendorong mobil mogok, mereka berubah kecewa karena aspirasi dan harapannya untuk berbagi kesuksesan dengan sang pemimpin dicederai dengan pengkhianatan. Motivasi berjuangnya tergerus seiring dengan keberhasilannya menggapai tampuk kekuasaan tertentu. Dan jika hal ini terus berulang, jangan salahkan bila masyarakat menjadi apatis terhadap kehadiran setiap pemimpin baru.

Dalam lingkup organisasi yang lebih kecil seperti organisasi bisnis, politik dan rumah tangga, hal yang sama sering kali berulang. Menurut Tanri Abeng Pakar Manajemen Indonesia, kesalahan umum setiap manajer atau pemimpin baru adalah sulit melupakan kebiasaan lamanya sebagai staff yang terbiasa bekerja sendiri. Padahal fungsi pemimpin adalah mengorganisasikan tim untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Dalam lingkup organisasi kecil seperti rumah tangga hal semacam ini juga kerap terjadi. Problema utama dan pertama setiap keluarga muda dalam tahap awal membina karir rumah tangganya yakni kebiasaan hidup sendiri ketika menjadi lajang yang terbawa-bawa dirumah tangga baru. Ia lupa bahwa ia telah menjadi pemimpin bagi isteri dan anaknya. Lebih jauh tentang hal ini dapat dilihat dalam jahitan kisah nyata berikut ini:

Sang Juara meratapi Hidup

Bagi peminat dunia tulis menulis nama Tolstoy tak asing lagi. Dia adalah seorang penulis cerita yang paling hebat dan paling termahsyur dalam sejarah. Michael H. Hurt Penulis Buku 100 tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah bahkan memasukkan nama tokoh ini sebagai salah seorang yang patut dicatat dan diperhitungkan peranannya. Kenapa? Disamping ketenaran yang dimilikinya itu, tokoh ini juga memiliki isteri yang cantik, juga dikaruniai harta yang banyak, anak dan kedudukan sosial yang tinggi. Dengan modal tersebut Tentu nya tak ada alasan bagi rumah tangganya untuk tidak meraih kehidupan yang penuh kebahagaian. Pada awalnya memang keduanya telah menggapainya. Bahkan kedua nya bersujud kepada Allah dan telah berdoa supaya kebahagiaan yang diterimanya berlangsung terus.

Namun kemudian terjadi sesuatu yang aneh. Tolstoy sedikit demi sedikit berubah sampai akhirnya menjadi berbeda sama sekali dengan Tolstoy yang dahulu. Kini dia meremehkan karya-karya tulisnya. Dia kemudian hidup zuhud dengan menjauhi dunia dan segala kesenangannya. Dia juga bertekad membaktikan hidupnya untuk menyebarkan tulisan-tulisannya yang mendorong kepada perdamaian dan menghapus peperangan serta kemiskinan dari dunia. Lantas untuk menunjukkan orisinalitas himbauan moralnya, sang tokoh ini kemudian menarik diri dari kehidupannya yang serba wah, mewah dan memilih hidup bersahaja. Untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, tokoh ini kemudian hijrah profesi dari penulis hebat menjadi bertani, menebang pohon, dan membuat sepatunya sendiri. Dia pun mulai menyapu sendiri kamarnya, dan makan dari wadah yang terbuat dari kayu, persis seperti kehidupan para sufistik jaman dahulu kala.

Melihat perubahan dramatis tersebut, sang isteri yang tengah dikuasai nafsu dunia menolak pilihan baru suaminya. Istrinya tetap menyukai kehidupan mewah yang dicela suaminya. Istrinya sangat senang dengan harta, kedudukan, dan kekayaan. Tak heran perbedaan gaya hidup ini saban hari mulai mempertebal konflik antara suami-isteri tersebut bahkan nyaris terus menyala tiada henti. Istrinya selalu saja menyalahkan, mengolok-olok jalan pikiran dan jalan hidup yang kini dtempuh suaminya tersebut. Ia tidak berusaha mengetahui latar belakang perubahan mindset dan gaya hidup suaminya.

Hingga suatu ketika, tatkala sang isterinya mendengar bahwa suaminya menerbitkan buku-bukunya tanpa bayaran sama sekali, maka sang isteri berteriak sekeras-kerasnya dan menghujat ” ketololan” sang suaminya. Jika gagal dengan cara tersebut, maka si Isteri akan terus berteriak sekeras-kerasnya secara histeris dan kemudian berguling-guling ditanah, sementara botol racun berada diantara dua bibirnya. Wanita itu mengancam akan bunuh diri jika Tolstoy tidak memenuhi keinginannya. Tolstoy pun tidak tega melihat isterinya seperti itu.

Pada suatu sore, isterinya mendatanginya. Kali ini ia berkata dengan lembut sambil memuntahkan isi hatinya. Ia berkata, betapa ia begitu haus akan kelembutan dan kasih sayang. Ia bersimpuh diatas kedua lutut sang suami dan memintanya untuk membacakan surat-surat cinta yang pernah ditulisnya sebelum menikah dahulu. Ketika Tolstoy membaca baris demi baris syair cinta yang ditulisnya pada masa-masa yang indah dahulu, keduanya pun menangis. Keduanya menangisi perbedaan yang begitu jauh antara impian yang dahulu ada di angan-angan mereka dengan kenyataan hidup yang dialaminya sekarang. Ketika Tolstoy mencapai umur 88 tahun, ia tidak mampu lagi menanggung penderitaan rumah tangganya. Maka, tidak ada jalan lain kecuali dia harus pergi. Pada suatu malam yang diguyuri hujan lebat disertai angin kencang, di antara malam-malam bulan Oktober tahun 1910, dimana udara dingin begitu menggigil dan kegelapan begitu gulita, Tolstoy keluar dari rumahnya dan pergi tanpa arah tujuan. Sebelas hari kemudian Tolstoy meninggal dunia akibat radang paru-paru. Jasadnya tertelungkup disebuah stasiun kereta api tua. Sebelum meninggal, dia sempat berwasiat supaya istrinya tidak diizinkan melihat jasadnya.

AMATI

Rumah tangga juga merupakan organisasi dalam lingkup mikro dimana cerminan Kepemimpinan seseorang juga diuji. Dalam rumah tangga kita sering mendengar konflik seperti diatas dalam drajat yang berbeda-beda. Masa berpacaran sering kali menjadi tidak seindah ketika suami isteri menjalani biduk rumah tangga. Ada banyak duri-duri dalam proses perjalanan menempuh hidup bahagia tersebut. Diantaranya adalah keputusan suami isteri untuk membagi tugas dalam rumah tangganya. Suami fokus membangun karier diluar rumah dan isteri menjadi kepala rumah tangga yang sehari-hari menyelesaikan detail persoalan rumah tangga seperti urusan kebersihan dan kenyamanan rumah hingga anak. Anda bisa bayangkan jika pembagian tugas tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat lama hingga puluhan tahun. Suami bertumbuh dengan karir cemerlangnya, jam terbang networkingnya tak jarang, juga dengan pengembaraan intelektual dan spritualitasnya yang melintas batas. Dan sementara itu si Isteri tetap dengan masa lalunya, hidup dan tidur bersama lingkungan fisik rumahnya, tetangga yang sama sepanjang tahun, singkatnya hidupnya nyaris tidak berubah kecuali usia yang terus menua dan kecantikan yang semakin memudar.

Bisa anda bayangkan kontrasnya kehidupan keduanya, suami dan isteri setelah puluhan tahun berkeluarga. Proses pembelajaran secara berkesinambungan selama puluhan tahun telah membentuk jati diri suami yang baru yang lebih smart, excellent seiring dengan peningkatan karier dan ekonominya serta petualangan intelektual dan spritualnya. Dan sementara itu sang isteri masih tetap saja seperti yang dulu sebagai penjaga rumah yang terjebak pada rutinitas harian yang membosankan. Biasanya, kesenjangan mindset dan etos hidup inilah yang menjadi pemicu konflik rumah tangga. Daya pikat isteri mulai menurun terhadap sang isteri seiring dengan ditemukannnya wanita-wanita professioanal yang ditemuinya setiap hari. Isteri menjadi tidak nyambung dengan tema-tema wacana yang dihadirkan oleh sang suami. Isteri menjadi emoh dengan idiom-idiom baru yang dibawa suami dari luar rumah.

Dalam mengatasi problematika semacam ini, hemat penulis yang tepat dilakukan adalah meninjau ulang kesepakatan awal yang ditetapkan bersama-sama tentang pembagian tugas sehingga muncul kesadaran bahwa dibalik sukses karir seorang suami ada seorang isteri yang rela berkorban, dan memilih menjadi tim sukses bagi suami dan keluarganya. Dengan kesadaran tersebut, akan muncul kearifan dari suami untuk segera take action mendukung mimpi isterinya yang selama sekian tahun dikorbankan demi anak dan karier suami. Singkatnya Ada banyak cara yang bisa dilakukan.

***

Perempuan Perkasa dibelakang Lelaki Sukses

April 5, 2012

“ Tidak, Demi Allah, Allah tak akan mungkin merendahkan dirimu. Karena Engkau selalu menyambung tali sillaturrahim, memikul beban, menghormati tamu, membantu orang miskin, dan selalu menolong siapa saja.”( Untaian kalimat Motivasi ini dikemukakan oleh Siti Khadijah RA kepada Rasulullah tatkala Rasulullah Menerima Wahyu pertama dalam keadaan khawatir dan takut- tubuh Muhammad gemetar dan hatinya pun kecut )

Sejatinya, Siti Khadijah yang tidak rela jika kalau suaminya Muhammad, pergi meninggalkannya seorang diri walaupun satu hari saja. Kecintaannya yang tiada tara terhadap Rosulullah serta background ekonominya yang kaya raya alias passive income, tak ada alasan lain untuk membuatnya berpisah dengan Rosullah satu hari saja, apalagi harus berminggu-minggu. Namun sebagai wanita perkasa, cerdas, memiliki kebesaran hati dan pemikiran yang tajam serta memiliki rumah tangga yang sangat demokratis dan terbuka, Khadijah telah mengetahui tanda-tanda kenabian yang diterima suaminya. Tak heran, menjelang detik-detik “nubuwah” tersebut, sang Wanita hebat serba sempurna ini tak mau menjadi penghalang bagi kesuksesan tugas mulia yang sedang diemban oleh sang Suaminya yakni Muhammad SAW. Lantas, mengetahui semakin dekatnya masa transisi yang dinanti-nanti tersebut yakni detik-detik pengangkatan Muhammad sebagai Nabi, Khadijah turut terlibat aktif dalam mendorong Muhammad sang suami tercintanya untuk berkhalwat dan menyediakan bekal yang akan dibawa oleh beliau kegua Hira.

Ditempat inilah Rasullullah beribadah beberapa malam dan kembali pulang untuk beristirahat dan menenangkan diri serta mengambil bekal lagi. Tak hanya menyiapkan bekal wanita kaya ini juga menjadi pendengar yang baik dari cerita-cerita pengalaman suaminya. “ Semua yang dilihat dan dirasakan oleh khadijah serta apa yang diucapkan oleh suaminya semakin menguatkan dugaannya, dan hal itu diperkuat lagi dengan apa yang diungkapkan oleh Maisarah ( tanda-tanda kenabian Muhammad ).

“ Setelah wahyu pertama turun, Rasulullah datang kepada Khadijah dalam keadaan takut. Tubuh beliau gemetar dan hatinya pun kecut. Rasulullah menemui khadijah untuk menenangkan diri dan berkata, “ selimuti aku…..selimuti aku………..” Dan khadijah segera membuka ruang hatinya dan menyelimuti suaminya tercinta. Rosulullah lalu menuturkan bahwa wahyu telah turun kepadanya dan berkata, “ sunguh aku khawatir keburukan akan menimpaku.” Dan khadijah pun menjawab, “ Tidak, Demi Allah ! Allah tak akan mungkin merendahkan dirimu. Karena Engkau selalu menyambung tali sillaturrahim, memikul beban, mengorhormati tamu, membantu orang miskin, dan selalu menolong siapa saja.”

Luar biasa sekali peranan seorang isteri dalam masa-masa sulit perjalanan hidup seorang suami. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi, tatkala seorang suami sedang menghadapi suasana psikologis yang serba ketakutan, butuh dukungan cinta dan perhatian, tetapi isteri justru semakin ikut memperkeruh suasana? Bukankah seorang isteri adalah belahan jiwa seorang lelaki? Dialah orang yang pertama yang akan diajak berunding, berbagi suka dan duka atas berbagai problematika hidup dan karir setiap lelaki yang setiap saat bertarung dengan kekerasan hidup dan persaingan. Dalam konteks inilah menarik direnungkan peran besar seorang perempuan suci dan hebat bernama siti Khadijah yang menjadi mitra utama dan pertama Muhammad dalam menintis jalan panjang penuh liku sebagai Nabi yang banyak mendapat tantangan dan rintangan saat itu.

“Betapa dahsyat kedudukan dan betapa besar kecintaan Allah kepadamu, wahai perempuan suci dengan menganugrahimu kecerdasan dan hikmah !” tulis Dr. Muhammad Abduh Yamami memuji kehebatan Khadijah tersebut ).

Dalam kehidupan rumah tangga, peranan suami isteri menjadi kunci keharmonisan sebuah rumah tangga. Apakah rumah tangga akan berfungsi sebagai rumah perbedayaan, atau sebaliknya sangat ditentukan oleh kualitas dan sinergitas kedua insan tersebut dalam mencapai tujuan ideal setiap perkawinan. Dalam kaitan inilah maka tulisan ini akan mencoba menelisik peran Isteri dalam mendukung sukses suami.

Mencintai profesi suami

Kisah rumah tangga sang Nabi diatas dapat menjadi cermin sukses bagi kita. Meski Siti Khadijah bukan ahli dalam hal spritualitas, namun dengan logika akal sehatnya beliau masih bisa menelaah apa yang tengah dialami sang nabi. Dari hasil penelaahan tersebut kemudian beliau lalu all out mendukung tugas suaminya. Disinilah makna penting dari seorang isteri yang baik berupaya mencitai profesi suami dan bahkan lebih dari itu semestinya berupaya untuk membantu karir suami nya. Jika suami yang berprofesi sebagai politisi maka sang isteri aktif membantu sang suami dalam menyiapkan kebutuhan sehari-hari mulai dari keamanan fisik, kenyamanan bathin hingga bila mampu melalui aktivitas sosial kemasyarakatan dibasis lingkup kekuasaan sang suami. Sang isteri dapat membantu dengan aktif diberbagai organisasi sosial kemasyarakatan yang semakin memperluas jejaring kerja sang suami. “ Bukankah factor keluasan pergaulan dan jejaring mereka factor penting bagi kelangsungan karir? Nah, perang-peran semacam ini yang dapat dilakukan secara sadar dan proaktif oleh seorang isteri tanpa menunggu arahan dan paksaan dari seorang suami. Pertanyaannya adalah mungkinkah peran tersebut dapat dijalani oleh seorang isteri tanpa adanya kesadaran untuk berusaha memahami dan mencintai profesi suaminya? Tentang pentingnya ajaran ini ada baiknya kita kutip pendapat seorang motivator dunia Napolean Hill berikut ini. “ Isteri harus juga berminat pada pekerjaan suami. Ia harus menjadi biasa dengan bentuk pekerjaan suami, dan janganlah melalaikan setiap kesempatan pada sumber darimana ia mendapat hasil. Meski demikian, adalah tabu bagi seorang isteri mengatakan pada suaminya, ” anda membawa uang kerumah dan saya akan membelajakannya. Ini artinya membocorkan pendaringan. Jika seorang isteri mengambil sikap semacam itu, akan tiba saatnya dimana sang suami tidak memperdulikan berapa banyak uang yang akan dibawanya kerumah dan akan pula tiba waktunya ia tidak akan membawa uang kerumah sama sekali.

Kembali kepada Kisah Khadijah diatas. Berkenaan dengan peran Khadijah untuk mendukung profesi suaminya, Imam Baihagi meriwayatkan dalam didalam kitab Dalail Nubuwah, dialog dan pengalaman hidup Baginda Muhammad dengan sang Isterinya Khadijah sebagai berikut:

“ Wahai suamiku, apakah kau dapat memberitahuku jika nanti temanmu yang mendatangimu ( jibril ) kembali mendatangimu? Rosulullah menjawab, “ Ya “. Khadijah berkata, jika dia datang, kabarilah aku”. Pada suatu ketika, ketika Rasulullah sedang bersama Khadijah, datanglah Jibril yang langsung dilihat oleh Rosullullah, beliaupun berkata, “ wahai khadijah ini Jibril telah datang kepadaku”. Khadijah berkata, “ wahai suamiku, duduklah di atas paha kananku.” Kemudian Rasul pun berdiri dan duduk diatas paha kanan Khadijah. Kemudian Khadijah berkata, “ apakah kau masih melihatnya?” Rasul menjawab “ masih”. Lalu Khadijah berkata lagi,”kalau begitu pindahlah dan duduklah di atas paha kiriku.” Kemudian rasul pun berdiri dan duduku atas paha kiri Khadijah. Kemudian Khadijah bertanya lagi, “ Apakah kau masih melihat Nya?”. Rasul menjawab, “ masih”. “ kemudian Khadijah melepas kerudungnya dan bersama Rasulullah duduk di dalam kamarnya, dan Khadijah bertanya lagi, “ Apakah kau masih melihatnya?” Rasul menjawab , “ tidak”. Maka Khadijah pun berkata, “ Wahai suamiku, tetapkan dirimu dan bergemberilah, karena demi Allah dia adalah malaikat dan dia bukan setan” ( lihat Buku Khadijah Drama CInta Abadi sang Nabi, Dr. Muhammad Abduh Yamami ).

Menurut tafsir bebas penulis, makna kisah diatas adalah bahwa sebagai wanita cerdas Khadijah tak ingin membabi buta mendukung profesi suaminya tanpa pengetahuan ( penggunaan akal yang sehat. Karena itu ia merasa perlu mengecek atau mengkorfirmasi sejauh mana kebenaran tugas yang sedang di emban suaminya. Ketika pertanyaan tersebut telah ia yakini dengan sebenar-benarnya keyakinan, maka beliaupun mendukungnya sepenuh hati dan bahkan kesediaan untuk mengorbankan apa saja bagi kesuksesan tugas suci tersebut. Apa artinya bagi kita adalah bahwa keterbukaan antara suami – isteri dalam rumah tangga menjadi faktor kunci terjadinya keharmonisan, kerjasama sinergis antara keduanya.

Seorang Isteri perlu untuk mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh sang suami sekedar untuk tahu kontribusi dan partisipasi yang bisa dilakukan untuk mendukungnya tanpa terjebak untuk mencampuri. Kenapa tidak boleh mencampuri terlalu dalam? Jawaban sederhananya adalah karena tidak setiap isteri terlibat aktif detik demi detik dalam mengikuti dan menjalani profesi suaminya yang dinamis dan sarat dengan perubahan. Dan karena itu, jika seorang isteri memaksakan suatu pendapat sebagai keputusan bisa bias dalam mengambil kebijaksanaan dan dapat berdampak negative bagi tugas suami, apalagi jika seorang suami hanya staff dari sebuah organisasi. Namun sekedar memberi masukan dan pertimbangan tentu saja masih dirasa wajar.

Menjadi Manager keuangan Rumah Tangga

Dalam kehidupan rumah tangga, umumnya peranan suami adalah mencari Nafkah dan lalu peran isterilah yang kemudian memanage keuangan rumah tangga. Kedua pihak ini harus bekerja sama dengan sangat baik, bahkan bila diperlukan sang Isteri boleh bekerja untuk memenuhi keuangan rumah tangga bila dirasa kurang. Namun bila disepakati peran itu cukup diemban suami maka fungsi si isteri adalah menggunakan dana tersedia tersebut secara bijak, menabungnya sebagian untuk keperluan hari esok dan selebihnya adalah memastikan agar sang suami dapat tenang bekerja. Umumnya konflik rumah tangga terjadi, jika kedua belah pihak tidak terampil bekerjasama dan pengelolaan keuangan tidak transparan. Inilah awal muasalah pertikaian rumah tangga. Tentang hal ini patut kita renungkan nasihat bijak Napoleon Hill berikut ini: ” Apabila seorang wanita menikah, ia menjadi pemegang persediaan yang utama dalam tangganya. Karena itu sebagai isteri yang bijaksana hendaknya memanaje rumah tangganya dengan rencana keuangan yang hati-hati dan telah disiapkan agar pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan. Bahkan ajaran para ahli keuangan hendaknya seorang isteri hanya menghabiskan 70% dari berapapun pemasukan keuangan dan sementara yang 30% ditabung atau digunakan untuk pengeluaran tidak terduga. Fakta menunjukkan banyak perkawinan menemui kegagalan karena rumah tangga kehabisan uang. Dan tak dapat dibantah untuk dikatakan, bahwa apabila kemiskinan mengetuk pintu depan, cinta kasih akan pergi dan lari keluar dari melalui pintu belakang. tulis tokoh ini.

Mitra kerja dalam mengambil keputusan penting dalam hidup ( Belahan Jiwa )

Menurut Napoleon Hill, ” Isteri mempunyai pengaruh lebih besar terhadap suami dari pada orang lainnya. Ia mempunyai pengaruh lebih besar lagi seandainya ia mempunyai hubungan lebih baik dengan suaminya. Ia dipilih oleh calon suaminya dari sekian banyak kawan wanita yang berarti ia mendapat cinta dan kepercayaan. Cinta kasih termasuk dalam daftar sembilan motif dasar bagi penghidupan, yang dapat memberi pada semua orang tindakan bebas. Melalui emosi cinta kasih, seorang isteri dapat memberikan dorongan semangat pada pekerjaan suaminya sehari-hari hingga tidak mengenal adanya kegagalan. Namun camkanlah, bahwa merecoki, cemburu, mencari kesalahan dan bersikap masa bodo tidak memberi santapan pada emosi cinta kasih, tetapi membunuhnya. ” Jika seorang isteri bijaksana, ia akan mengatur bersama suaminya suatu master mind secara teratur setiap hari; suatu periode dimana mereka akan mengumpulkan semua keinginan mereka secara timbal balik dan mendiskusikan secara mendetail, dalam suatu semangat cinta kasih dan saling mengerti. Saat paling serasi untuk percakapan master mind adalah setelah santapan pagi dan sebelum tidur malam hari. ” dan pada setiap waktu makan adalah saat yang baik guna menjalin hubungan yang lebih akrab antara suami dan isteri. Janganlah mengubah waktu itu menjadi medan pertengkaran dan saling mencari kesalahan, tetapi lebih baik rubahlah menjadi suasana yang penuh keharmonisan antara sesama anggota keluarga, dan diskusi akan menjadi suatu hal yang menyenangkan. Banyak hubungan keluarga menjadi pecah saat waktu makan dibandingkan dengan waktu lainnya, karena disinilah saat dimana banyak anggota keluarga saling berbeda pendapat, atau mengajar disiplin anak. ” Dikatakan bahwa perut seorang suami adalah jalan kearah hatinya, karena itulah, waktu makan memberi kesempatan yang paling baik bagi seorang isteri untuk mencapai hati sang suami dengan ide yang ingin ditanamkannya. Tetapi pendekatan hendaklah berdasarkan cinta kasih dan rasa sayang. Janganlah dengan kebiasaan yang bersifat negatif dengan mencari kesalahan atau disiplin. ” Isteri dapat memikat suami untuk melakukan banyak hal ! Cinta kasih ibarat sebuah lukisan indah, memerlukan hiasan pigura yang serasi dan penerangan yang baik. Cinta kasih membutuhkan penggarapan dan santapan, sama seperti halnya dengan tubuh. Cinta kasih tidak akan tumbuh dengan subur dengan sikap masa bodoh, mengerecok, mencari kesalahan atau saling mendominir salah satu pihak.

Cinta kasih tumbuh menjadi subur dimana suami dan isteri memberinya santapan melalui tujuan yang tunggal. Seorang isteri yang mengingat ini dapat selamanya menjadi pengaruh bagi kehidupan suaminya. Isteri yang melupakan hal itu akan melihat tiba sang suami melihat berkeliling untuk mencari kesempatan mendapat ” model lebih baru”.

Isteri dan suami sebagai mitra kerja dalam taqwa dan sabar serta ketahanan ekonomi keluarga.

Surga adalah harga mati bagi setiap jiwa yang hidup dan beragama. Tak ada bayaran sebesar apapun yang bisa menggantikannya. Bahkan perceraian pun ( haram ) menjadi dihalalkan jika sudah menyangkut hal satu tersebut. Karena itu, tugas suami isteri adalah menjamin Hak asasi dan hak imani masing-masing untuk memberi kesempatan dan kebebasan yang seluas-luasnya untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing dan saling asuh-asuh, asih untuk merebut surga tersebut bagi bagi dirinya masing-masing maupun bagi keduanya dan bahkan bagi kelurga dan lingkungan.

Melakukan proses regenerasi.

Peran kedua orang tua sebagai pelanjut estafet keturunan telah banyak dibahas. Namun untuk memperkaya wawasan pembaca tentang hal ini dapat dibaca dari untain kisah nyata berikut ini:

BOX; Ketika para orang tua di negeri ini sedang sibuk bekerja keras untuk mengejar sukses dan kedudukan yang lebih tinggi melalui jalur politik, saya menonton dengan penuh haru suasana wisuda seorang remaja dengan seorang maestro di sebuah televisi nasional. Sang anak remaja tersebut dengan lantang dan lugas namun tetap hangat dan penuh hormat kepada ayahandanya mengatakan bahwa kesuksesannya merupakan pengaruh dari sang Ayahnya.

Kemudian dengan wajah penuh bahagia sang ayah juga mengatakan bahwa sang anak remaja yang duduk disampingnya yang kebetulan anak sendiri sukses menjadi icon baru dibidangnya karena kerja keras menemukan potensi dirinya dan mengembangkannya. Adapun kontribusinya sebagai ayah hanyalah mendukung dan memberi kesempatan untuknya mengaktualisasikan potensinya. Wow indah sekali. Sebuah dialog dua para maestro yang demokratis, saling mendukung dan saling menghargai kelebihan masing-masing. Penulis sangat respek dan kagum menyaksikan kekompakan kedua orang hebat tersebut. Penulis juga merasakan, Tampak kekaguman penuh respek dari pembawa acara bincang –bincang tokoh tersebut. Ya kedua tokoh tersebut adalah Raja Dangdut Rhoma Irama dan Remaja yang mengiringinya berdialog sebagai host ditelevisi nasional itu adalah putranya sendiri yakni Ridho Irama. Banyak kalangan memprediksi, Ridho Irama lah pewaris kesuksesan Sang Raja Dangdut tersebut. Dan hebatnya, proses pewarisan tersebut berlangsung secara alamiah dan ilmiah, sehingga tidak Sampai menimbulkan kecemburuan dikalangan anak-anak Rhoma Irama dan para pengikutnya.

Kebahagian yang sama juga tampak dalam Keluarga Besar Bung Karno yang ayah dan putrinya pernah menjadi Presiden di Republik ini, juga pada keluarga Syarifuddin Baharsyah dan isteri nya yang keduanya pernah menjadi sama-sama menteri. Dibelahan dunia lain juga Bill Clinton dan Hillary Clinton, Kelaurga George Walker Bush JR dan Senior yang sama –sama mencapai puncak keunggulan sukses secara demokratis. Sukses keluarga yang hebat pastilah berasal dari Individu-individu yang hebat pula tentunya. Kisah sukses keluarga-keluarga hebat diatas, tentu saja dapat kita jadikan inspirasi dan cermin sukses bagi kita semua.

Inilah beberapa peran dan fungsi peran isteri dalam mendukung sukses suami dan ketahanan rumah tangga yang patut kita jadikan sebagai cermin pembelajaran.

*** ***

Rumahku Adalah Surgaku

April 5, 2012

Kebutuhan akan rumah pribadi menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Rumah bagi orang tertentu, tak hanya berfungsi sebagai tempat untuk tinggal bagi keluarga, tetapi lebih dari itu rumah adalah tempat dimana kita menghabiskan sebagian besar waktu dan hidup kita. Anda bisa membayangkan dalam sehari, sebagian besarnya waktu kita dihabiskan dirumah.

Sekedar illustrasi, umumnya manusia Indonesia menghabiskan waktu nya dirumah sekitar 10 jam dalam satu hari. Katakanlah anda sangat super sibuk sehingga baru pulang kerja hingga jam 11 malam, dan esok paginya sekitar jam 07 pagi anda harus kembali bekerja, maka waktu yang anda gunakan untuk tinggal dirumah adalah sekitar 8 jam dalam sehari. Belum lagi jika dihitung pada hari sabtu dan minggu ketika anda libur, maka dapat dipastikan sebagian besar waktu anda akan dihabiskan di rumah anda. Selain dirumah, umumnya orang Indonesia menghabiskan waktu nya didunia kerja alias dikantor. Nah, dengan logika demikian, bisa dibayangkan bagaimana tingkat penderitaan seseorang jika tidak memiliki rumah yang nyaman, teduh sebagai tempat terbaik dalam beristirahat memulihkan tenaga, hati, pikiran dan jiwa setelah seharian menghabiskan waktu nya didunia kerja yang sarat dengan tantangan.

Selain fungsi rumah sebagai tempat istirahat badan, rumah juga berfungsi sebagai tempat yang paling nyaman bagi keluarga berbagi suka dan duka. Dirumah lah kita bercengkrama dengan sanak famili kita, melepas lelah serta menghilangkan penat dari gempuran kalkulasi materialisme dan beragam kepentingan lainnya. Dalam rumah tangga berbagai status sosial buatan manusia hilang dalam balutan cinta kasih. Seorang suami yang diluaran sana berprofesi sebagai menteri, ketika kembali kerumah ia menjadi seorang ayah bagi anak balita dan suami bagi seorang ibu rumah tangga. Tak ada protokoler yang melarangnya ketika harus mengganti popok bayinya tatkala sang istri dan pembantu terlelap tidur. Rumah dengan demikian juga berfungsi sosial untuk merehabilitasi kemanusiaan kita, dan mengembalikan diri kita kehabitat asli kita sebagai mahluk sosial yang ramah, peduli dan memuliakan cinta kasih.

Luar biasa sekali, manfaat rumah dalam menopang ketahanan mental pribadi kita? Idealnya rumah kita harus menjadi surga bagi kita dan keluarga. Karena itu penataan rumah, arsitektur yang mempesona serta letaknya yang tidak terlalu jauh dari tempat dimana kita bekerja menjadi pilihan kaum berpunya diberbagai belahan dunia. Tak hanya mempertimbangkan hal tersebut, kini bermunculan pengembang perumahan mewah yang selain menawarkan kualitas bangunan serta desain rumah yang sarat estetika, pun juga menawarkan kenyamanan yang penuh ekslusif lainnya. Sekedar menyebut beberapa contoh, kini hadir perumahan super mewah dan dukungan fasilitas par excellent seperti Pondok Indah, BSD, Bintaro dan lain sebagainya. Di komplek elit tersebut para penghuninya dimanjakan dengan berbagai fasilitas hidup serba mewah, aman dan nyaman.

Namun, sayangnya tidak semua manusia Indonesia yang mampu memiliki rumah impiannya. Juga tidak semua instansi dan perusahaan yang bersedia menyediakan perumahan bagi karyawannya. Tak heran, dikota-kota besar, perumahan kontrakan atau kos menjadi bisnis yang menggiurkan. Bahkan hebatnya, karena tingginya permintaan rumah kos dibanding ketersediaan, tak jarang para pemilik kos meski telah memasang harga yang lumayan tinggi, tak menerapkan service yang memadai sehingga membuat penghuni rumah kontrakan tersebut bak hidup di pinggir neraka.

Pengaruh Kenyamanan Rumah Bagi Pertumbuhan anggota keluarga

Karen Kingstone dalam bukunya clear yout clutter with fengsui mengkaji secara mendalam dan komprehensif tentang pengaruh rumah bagi kesejahteraan penghuninya. Tokoh ini menyakini bahwa eksistensi sebuah rumah merupakan gambaran dari penghuninya. Tentang hal ini ia berkata,

” Semua disekitar anda, terutama dilingkungan rumah anda, adalah cerminan jati diri anda. Jadi, dengan mengubah rumah anda, anda juga mengubah kesempatan dalam kehidupan anda sendiri. Memindahkan penghalang agar aliran energi menjadi harmonis dalam lingkungan hidup anda menciptakan lebih banyak harmoni dalam kehidupan anda dan tempat bagi kesempatan-kesempatan baru yang luar biasa yang akan menghampiri anda” tegas tokoh ini.

Menurut tokoh ini, Penyebab kegagalan banyak orang meraih hidup bermakna dan bahagai terutama disebabkan oleh adanya sumber ketidak beresan dalam diri, rumah dan lingkungan orang tersebut. Hanya dengan membuang sumber ketidak beresan ( clutter ) tersebutlah, maka hidup anda berubah dan sukses, tegasnya. Ketidakberesan ( clutter) menurut kamus Oxford adalah ” kumpulan barang-barang yang penuh sesak dan tidak tertata rapi”. Ada empat kategori clutter ( ketidak beresan ) menurut Karen Yaitu:

  1. Barang yang tidak anda gunakan atau tidak anda cintai.
  2. Barang yang tidak tertata rapi
  3. Terlalu banyak barang diruangan yang terlalu sempit
  4. Segala sesuatu yang tidak terselesaikan.

Dengan pengertian ” ketidak beresan ” yang ditawarkan oleh Karen diatas, marilah kita merenung sejenak dan melihat kondisi rumah tangga kita. Apakah rumah anda telah bersih dari barang-barang yang tidak bermutu? Apakah lemari pakaian anda, kulkas anda, meja belajar, meja kerja, gudang, telah bersih dari debu, kotoran, bau-bau tak sedap yang membuat anda benar-benar nyaman tinggal dirumah anda? Lihat juga dari segi layout desain peletakan barang –barang dirumah; apakah anda benar-benar membuat efektif dan efesien dalam menggunakannnya ketika anda memerlukannya atau sebaliknya? Mengacu kepada penyataan Karren diatas, Jika jawaban pertanyaan diatas positif maka semestinya anda akan nyaman, riang dan berbahagia. Sebab menurut Karen, Barang yang dicintai, digunakan, dan dihargai memiliki getaran yang kuat, dan energi yang meluap-luap di sekelilingnya, yang membuat energi di dalam ruangan itu mengalir melalui dan mengelilingi barang tersebut. ” Hanya jika anda memiliki fokus yang jernih dalam hidup anda dan anda mengelilingi diri sendiri dengan barang-barang yang memiliki aliran energi bebas yang luar biasa seperti itu, anda secara otomotis akan merasa berbahagia, riang dan merasakan aliran hidup yang bebas. Singkatnya, ” saat anda menyingkirkan segala sesuatu yang tidak memiliki banyak arti bagi anda, anda akan merasa lebih ringan pada tubuh, pikiran dan jiwa”, tegas tokoh ini.

Tentu saja, makna ketidak beresan dalam pengertian Karren diatas, juga mencakup fungsi dan arti kegunaannya bagi diri kita ( psikis ) bahkan termasuk dengan pola hubungan spritual dirumah tangga. Sebab manusia adalah mahluk utuh yang memiliki Pikiran, Hati, Jiwa dan Tubuh. Berbagai ketidak beresan tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan hidup anda dalam menjalankan peranan keempat unsur diatas. Meminjam terminologi Stephen R. Covey yaitu: Pikiran untuk menumbuhkan visi; Jiwa menumbuhkan Nurani; Tubuh; menumbuhkan disiplin dan Hati menumbuhkan gairah dalam bekerja.

Ada banyak sumber ketidak beresan dalam rumah dan masing-masing sumber ketidakberesan tersebut mempunyai implikasi. Karen mengidentifikasi pengaruh ketidak beresan dalam rumah terhadap pribadi penghuninya sebagai berikut:

  1. Membuat anda merasa lelah dan suka tidur; Energi yang mandek disekeliling ketidakberesan menyebabkan kelelahan, kepenatan, dan keinginan untuk tidur dan dengan membersihkan semua itu akan membebaskan energi di rumah anda dan membebaskan vitalitas baru dalam tubuh.
  2. Membuat anda tak bisa lepas dari masa lalu. Padahal anda membutuhkan fokus dan tanggung jawab yang lebih besar untuk menciptakan hari esok yang lebih baik. Untuk tegar menciptakan hari esok setiap orang perlu melepaskan masa lalu. Masa lalu telah menjadi kenangan dan masa kini adalah Kekayaan kita, sementara masa esok dan masa depan tak ada yang tahun apa yang terjadi. Jadi pikiran yang masih cenderung tertarik untuk menyelesaikan masa lalu tentu tidak akan bisa optimal mengisi hari ini dengan ide dan amal prestasi untuk bekal hari esok yang lebih baik.
  3. Orang yang banyak ditimbuni ketidak beresan dalam dirinya dan rumahnya akan tampak penuh. Fisiknya tidak bugar, kurang berolahraga, kusam, tidak memiliki vitalitas disorot matanya.
  4. Sebuah fakta penting menunjukkan bahwa orang yang memiliki banyak ketidakberesan dalam rumahnya seringkali mengalami kelebihan berat badan.
  5. Saat hidup anda penuh kekalutan, tentu saja anda tidak dapat berfikir jernih dan akan kesulitan melahirkan fikiran dan keputusan yang jernih pula. Coba anda diamkan masalah yang sedang menggelayuti anda, pasti anda akan terus dibayang-banyanginya.. Semakin cepat anda menyelesaikannya maka akan semakin plong pikiran anda.
  6. Memiliki ketidak beresan dapat mempengaruhi cara orang memperlakukan anda
  7. ” Orang akan memperlakukan anda seperti anda memperlakukan diri sendiri. Jadi jika anda menghargai diri sendiri, orang akan memperlakukan anda dengan baik” tulis karen. Pendapat senada disampaiakan Zig Ziglar dan bahkan menempatkan citra diri sebagai tangga pertama dari tangga-tangga kesuksesan. ” Jika rumah anda tidak rapi dan penuh ketidak beresan, kawan anda mungkin menyukai anda secara pribadi, namun sulit bagi mereka untuk benar-benar menghormati anda”.
  8. Memiliki ketidak beresan membuat anda suka berlambat-lambat dan suka menunda-nunda pekerjaan dan Memiliki ketidak beresan dapat mengakibatkan ketidak harmonisan dalam rumah tangga
  9. Memiliki ketidak beresan membuat anda merasa malu dan juga membuat anda dapat depresi serta menumpulkan kepekaan dan kenikmatan hidup
  10. Memiliki ketidak beresan seperti sampah yang menumpuk, dapat beresiko bagi kesehatan dan kebakaran
  11. Memiliki ketidak beresan dapat membelokkan anda dari hal-hal penting dari tujuan anda,

Dan seterusnya yang intinya menekankan perlu kebersihan rumah dari debu dan kotoran termasuk juga membersikan hati dan pikiran anda dan anggota rumah tangga anda dari pikiran buruk. Dan last but not least, lay out barang-barang serta penataan nya juga menjadi indikator efesiensi dan efektivitas anda dalam bekerja. Daftar diatas tentu saja dapat anda tambahkan. Terutama dari dimensi spritulitas seperti misalnya, bagaimana pengaruh keshalehan penghuni rumah tangga bagi keberkahan rumah tangga. Bukankah ada keyakinan yang tumbuh dimasyarakat, bahwa membaca dan memperdengarkan ayat-ayat Tuhan dalam rumah tangga dapat membuat penghuninya bahagia.Bukankah menyediakan bunga yang segar dan hiasan yang indah dapat menambah kenyamanan emosional penghuninya? Nah pada tataran inilah diperlukan kerja keras seluruh penghuni rumah untuk membuat rumah sebagai tempat istirahat yang ideal.

Manajemen Rumah tangga

Mewujudkan rumah sebagai basis pertumbuhan sukses keluarga tentu saja membutuhkan sinergi dan kerjasama antara anggota rumah tangga. Suami –isteri sebagai kepala rumah tangga perlu menyusun blue print jenis rumah tangga yang dibangun, lalu menetapkan job deskription diantara keduanya serta anak-anak dalam mewujudkannya kenyamanannya sehari-hari. Dalam Pengamatan Reza M Syarif dalam bukunya Life Excellent dijelaskan 6 Jenis rumah tangga yaitu:

Pertama rumah tangga model hotel. Sebagaimana Anda ketahui Hotel biasanya digunakan sebagai transit atau singgah sementara. Umumnya hotel hanya digunakan untuk urusan 3UR: dapur, kasur dan sumur. Yaitu tempat untuk makan, tidur dan buang hajat. Menurut tokoh ini ada juga rumah tangga model ini, dimana penghuninya hanya melihat fungsi rumah sebagai persinggahan istirahat sementara saja. Kedua rumah tanga model rumah sakit; Dalam rumah sakit ada pasien dan dokter yang model interaksinya bersifat balas jasa antara si pasien dan si dokter. Keduanya sama-sama merasa berperan penting. Dokter berkontribusi menolong dan mengobati pasien, Sedangkan pasien juga merasa berperan penting karena dengan adanya dia, dokter bisa mendapat gaji sehingga dapurnya bisa mengepul dan melanjutkan hidupnya. Dalam rumah tangga tipe ini hubungan suami Isteri saling bersikap menonjolkan peran masing-masing. Mereka gagal menemukan titik temu. Tak heran seringkali yang terjadi adalah keributan akibat rasa arogan dari masing-masing pihak, walaupun hanya bersumber dari masalah dan hal yang kecil. Ketiga rumah tangga model pasar; Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Hukum pasar yang berlaku adalah pembeli yang ingin mendapat harga serendah-rendahnya, dan penjual yang ingin menjual barang dalam harga setinggi-tingginya. ”Pokoknya aku ndak mau dibatasi, sebagai istri aku tidak mau hanya menjadi ibu rumah tangga, titik.” Suami menjawab,”Pokoknya selama kamu menjadi istriku, tugas kamu adalah mencuci, mengepel, memasak, membersihkan rumah dan mengurus anak, itulah tugas kamu sebagai ibu rumah tangga, titik.” tulis Reza memberikan Illustrasi. Dalam contoh komunikasi diatas maka masing-masing memunculkan egonya, sehingga kata ”titik” dan ” pokok” nya adalah tawaran puncak yang menjadi harga mati dari masing-masing pihak tanpa ada kompromi. Kalau hal ini terjadi maka selamanya diantara keduanya tidak akan terjadi kesepakatan, sebelum kata titik itu diubah dan dilanjutkan dengan satu kalimat penawaran yang lain. Keempat rumah tangga model kuburan; Suasana yang menonjol dari kuburan adalah sepi, sunyi, tenang dan ndak ada suara. Begitulah rumah tangga model ini, tidak pernah terjadi komunikasi antara penghuninya. Masing-masing diam dalam urusan dan aktivitasnya tanpa punya kepentingan untuk saling berkomunikasi dalam rumah tangga. Masing-masing merasa cukup dengan kerja dan kewajibannya tanpa ada hubungan timbal-balik dan komunikasi yang efektif. Kelima  rumah tangga model sekolah; Dalam model ini ada tiga akivitas, 3A, yaitu Asah, Asih, Asuh. Dalam rumah tangga ini ada komitmen bersama antara suami dan istri untuk saling mengasah, mengasih dan mengasuh. Kata ”saling berinteraksi” disini menunjukkan adanya hubungan dua arah, timbal-balik antara keduanya. Mengasah berarti saling menajamkan wawasan, suami memberikan hal-hal baru yang berguna kepada istri, dan istri juga sharing pengalaman dan wawasan kepada suami atas pengetahuannya. Sehingga terjadi satu sikap saling melengkapi dan membantu untuk maju. Mengasih adalah hubungan untuk saling perhatian. Mengasuh berarti adanya proses penjagaan dari maing-masing karena ketika telah terjadi proses pernikahan maka sebenarnya terjadi penyatuan antara keduanya. Satu terkena aib maka juga akan berdampak pada pihak yang lain. Dan Keenam  rumah tangga model masjid; Masjid adalah tempat untuk beribadah. Maka disana terdapat nilai-nilai yang sangat tinggi. Ada empat ciri rumah tangga masjid :

  1. Ketulusan. Sebelum sholat kita berwudhu, kita berwudhu bersama. Kita bsuh muka dan tangan kita, kita basuh kaki, kepala, telinga. Kita juga berkumur-kumur semuanya bertujuan untuk kebersihan hati, ketulusan jiwa.
  2. Terdapat imam dan makmum. Dalam rumah tangga ini imam adalah suami, sedangkan makmum adalah istri dan anak-anaknya. Ketika imam rukuk, maka istri dan anak-anaknya juga rukuk bersama.
  3. Loyalitas. Kesetiaan mutlak dari istri kepada suami, kecuali terdapat penyimpangan.
  4. Sholat diakhiri dengan salam. Salam ke kanan dan ke kiri. Keselamatan, ketenangan dan kedamaian senantiasa menghiasi rumah tangga model ini. Bukan keresahan, bukan konflik dan bukanbaku hantam.

Ini beberapa jenis rumah menurut motivator ini. Tampaknya Sang Motivator ingin menegaskan bahwa model rumah ideal adalah model rumah tangga masjid, dimana kedua belah pihak dan anggota rumah tangga saling sinergis, saling berlomba-lomba dalam kebaikan.

Pendapat senada disampaikan oleh Ja’far Assegaf- salah seorang wartawan senior dapat suatu kesempatan. Tokoh ini mengatakan, ia sangat melarang anggota keluarganya dari tiga jenis tontonan hal: yaitu tontonan yang berbau Mistik, Pornografi dan Gosip yang menurutnya sangat berbaya bagi pertumbuhan mental anggota keluarga.

Rumahku adalah Surgaku

Berbagai pandangan diatas, menekankan pesan penting, bahwa rumah tangga ideal harus menjadi ruang istirahat yang nyaman bagi segenap penghuninya secara fisik, psikis dan spritual. Situasi kondusif ini hanya akan tercipta, apabila masing-masing anggota rumah tangga saling mengenal kelebihan dan kekurangan masing-masing dan lalu bertanggung renteng (bekerja sama) mencapai tujuan optimum organisasi rumah tangga. Upaya ini hanya bisa tercapai bila masing-masing keunikan anggota rumah tangga dapat bertumbuh optimum.

Jadi ibarat organisasi yang sukses, rumah tangga pun harus dikelola secara professional pula. Disana harus tumbuh system nilai terbaik sebagai rujukan bertindak, disana harus tumbuh dan terbentuk the dream team, the winning concept dan the best product sebagai output rumah tangga bagi lingkungannya. Inilah yang disebut dengan istilah ”rumahku adalah surgaku”.

Surga adalah tempat orang-orang berprestasi, orang –orang terbaik dan telah teruji dalam kebajikan. Orang di surga saling sering ditamsilkan sebagai orang-orang yang paling terampil bekerjasama dan berlomba-lomba mencipta kebaikan, membuat nilai tambah. Orang di surga juga taat pada aturan dan disiplin, dan last but not least adalah kumpulan manusia ideal yang memiliki padahan hati, akal, nafsu muthmainnah yang terbaik. Analogi inilah yang kenal dalam sejarah, ketika dialog antara Tuhan dan Malaikat serta Iblis Terjadi pada awal penciptaan manusia.

Mungkinkah manusia mencapai tempat tertinggi yang ideal tersebut?

Jawabannya tentu saja bisa. Faktanya banyak orang yang telah mencapainya. Hal ini tidak berarti bahwa isi rumah anda harus terdiri dari para malaikat. Meskipun manusia adalah malaikat yagn punya nafsu dan akal. Yang ingin digaris bawahi adalah bahwa Konflik dalam rumah tangga bukan sesuatu yang terlarang. Hal itu sah-sah saja, Selama hal itu masih berada dalam koridor konflik yang berwatak membangun. Bukankah, tabiat dasar manusia yang memang mahluk pembuat kesalahan. Yang menjadi problem adalah jika masing-masing pihak melakukannya by design atau atas dorongan ego dan lalu menutup mata hatinya dari munculnya hikmah dan kebenaran. Nah, hikmah dan kebenaran itulah yang menjadi referensi akhir dan tertinggi dan tentu saja dibarengi dengan cinta kasih. Pembaca tentu telah mengetahui maksud terdalam penulis. Singkatnya, point yang ingin ditegaskan adalah, yuk kita jadikan rumah tangga sebagai basis perjuangan mencapai sukses optimum didunia ini melalui Pembentukan rumah tanggal ideal dan parexcellent dengan ciri:

Dalam rumah yang luas terdapat individu-individu yang berpikiran luas.

Dalam rumah yang indah terdapat penghuni-penghuni yang berperadaban……

Dalam rumah yang sehat terdapat penghuni yang kekar, bugar dan memiliki pikiran yang sehat dan positif”.

Dalam rumah tangga yang sehat secara mental terdapat manusia –manusia yang berprestasi dan perkasa…….

Dalam rumah yang sehat secara spritual terdapat manusia yang berbahagia”

Dalam rumah yang nyaman dan demokratis terdapat manusia-manusia yang ceria……

Dalam rumah yang sehat secara intelektual tumbuh dan berkembang kader-kader pemimpin jenius yang menghargai pemberdaan dan patut pada kebenaran…………..

Dalam konteks pengertian utuh seperti diataslah hemat penulis rumah tangga bernuansa surgawi yang harus kita bentuk. Selain rumah harus luas, aman, nyaman, juga para penghuninya juga harus saling menumbuhkan. Hanya dengan medium semacam ini rumah dapat seperti layak nya kehidupan surgawi. Bukankah surga ini disimbolisisakan sebagai tempat paling indah, paling nikmat dan nyaman bagi penghuninya ( mala ainun roat, wa la ujunun samiat wa ha khatara ala qalbin basarin ). Dengan terminologi ideal diatas, ” rumahku adalah surgaku” tentu akan lahir insan kamil, manusia ideal yang sarat dengan prestasi dan citra kebahagiaan.

****

Allah begitu Kaya

April 5, 2012

“Memiliki rumah sendiri adalah impian kami sekeluarga selama ini. Kami sudah letih berpindah-pindah tempat, dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain. Kami sudah jengah berhadapan dengan pemilik rumah kontrakan yang cerewet, meneror kami mulai dari mematikan air, mematikan lampu, hingga tak jarang mengintimidasi keluarga atau tamu yang sedang berkunjung, bila kami sedikit saja telat membayar uang kontrakan. Maka, ketika kami berhasil mengumpulkan uang sebesar 60 juta rupiah, kami langsung bertekad untuk segera membeli rumah.

Sebagai langkah pertama, kami berlangganan koran dan majalah yang memuat iklan jual beli rumah. Selain itu setiap sabtu dan minggu kami berkeliling mencari langsung rumah yang hendak dijual. Rumah yang kami incar adalah seharga Rp. 50 juta sampai 60 juta, sesuai anggaran maksimal kami saat itu. Namun hari bertambah hari, minggu bertambah minggu, uang senilai Rp 60 juta tersebut rupanya terlalu sedikit untuk mendapatkan sebuah rumah di ibukota.

Hingga kemudian, pada suatu sore kami menemukan sebuah rumah yang sangat mempesona hati kami. Pesona itu semakin memancar ketika anak-anak kami yang turut serta melihat rumah itu melompat-lompat penuh ceria seraya berteriak, “Aku suka, Ma, Pa. Ini rumah kita, ya?” celetuk mereka.

Namun sayang beribu sayang, ketika kami bertanya soal harga, ternyata harganya sangat mahal yakni Rp. 220 juta- 300 % lebih tinggi dari budget yang kami miliki.

Kami kaget. Hati kami pedih, menemukan sesuatu yang sangat di perlukan, namun kemampuan finansial kami tak mendukung. Dengan sopan akhirnya kami meminta maaf dan mengatakan bahwa kemampuan kami saat ini hanya Rp. 120 juta rupiah ( itupun sudah di-mark up 100 % dari kemampuan riel kami). Tapi apa jawab penunggu rumah tersebut, “Waduh, jangankan segitu pak, harga 190 juta aja sudah ditolak pemiliknya kemarin,” cetus penunggu rumah tersebut dengan sedikit sewot.

Kami akhirnya pulang, dengan hati yang tercabik-cabik, sembari memberi nomor kontak kami jika sewaktu-waktu pemilik rumah berubah pikiran.

Satu dua hari tidak ada tanda-tanda sang pemilik rumah tersebut akan menghubungi kami. Kami kemudian mulai melupakan impian memiliki rumah dalam waktu dekat.

Hingga beberapa hari kemudian mertua datang dan menanyakan keseriusan kami membeli rumah. Kami pun bercerita tentang kejadian yang kami alami. Mendengar cerita tersebut, ia penasaran dan ingin melihat langsung keadaan rumah tersebut.

Wah, rumahnya bagus dan harganya segitu murah dibandingkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)-nya. Apalagi tahun depan di sini akan dibangun perumahan real estate yang akan semakin mendongkrak harga jual tanah tersebut,” komentarnya, setelah mengamati rumah yang kami incar tersebut. Meskipun kami telah mengemukakan, bahwa uang tidak cukup untuk membeli rumah tersebut, beliau tetap saja memotivasi kami untuk membeli rumah tersebut. Hal ini tentu saja membuat keinginan kami untuk memiliki rumah tersebut kembali menguat.

Hari ke-empat setelah peristiwa penemuan “rumah impian” tersebut, sebuah telepon misterius datang dari seseorang yang mengaku sebagai pemilik rumah tersebut. Dari pembicaraan melalui telepon itu ia menyatakan bersedia menurunkan harga. Ia lantas memberi kami harga terbaiknya, yaitu Rp. 200 juta. Setelah kami mengemukakan keseriusan serta pujian terhadap rumah tersebut, kami lalu katakan kepadanya bahwa kemampuan kami saat ini hanya Rp. 150 juta, itupun dengan syarat dicicil.

Anehnya, meskipun sudah ditawar lebih rendah dari harga yang diajukan, sang pemilik tetap ngotot ingin bertemu dengan kami. Terpaksa kami persilakan mereka mengunjungi kantor bisnis kami yang sangat sederhana. Benar saja, keesokan harinya, pemilik rumah tersebut, bersama suaminya mengunjungi kantor kami. Mereka datang dengan mengendarai mobil landcruiser yang semakin mengecutkan hati kami. Namun, sebagai pemuda pembelajar, dan orang yang percaya kesuksesan hak siapa saja dan hanya soal waktu, kami segera mengendalikan emosi kami. Kedatangan mereka tetap kami sambut dengan penuh kehangatan. Setelah berbasa-basi ala kadarnya, dan meminum minuman ringan yang kami sediakan, tibalah kepada pokok pembicaraan soal rumah. Secara blak-blakan, kami katakan bahwa kami bersedia membeli rumah itu, namun pembayarannya dengan cara mencicil. Di luar dugaan, sang pemilik rumah setuju. Konon waktu itu sang pemilik rumah sedang ditimpa kesulitan, yakni apabila dalam waktu dua hari ke depan, dia tidak melunasi kreditnya ke sebuah bank senilai Rp. 50 juta, maka rumah tersebut akan disita, sehingga ia sangat membutuhkan uang dalam waktu cepat.

Entah kenapa, tiba-tiba hati kami tergerak. Kami mengeluarkan cek senilai Rp. 50 juta dan mengatakan uang tersebut dapat ia pinjam dulu, tanpa syarat apa-apa, dan juga tanpa keharusannya menjual rumah tersebut kepada kami. Rupanya tindakan “heroik” tersebut membuahkan hasil. Karena setelah itu, ia membisiki suaminya agar bersedia menjual rumah tersebut, dan pembayarannya dengan cara mencicil. Akhirnya mereka bersedia menjual sebesar Rp. 190 juta, dan pembayarannya dengan cara dicicil.

Mendapat kemudahan tersebut, bukannya kami senang, karena kami sadar kemampuan finansial kami hanya 60 juta dan tidak tahu darimana solusi untuk mencicilnya. Akhirnya, Sebelum memutuskan menerima harga tersebut, kami teringat dengan mertua. Kami segera menelpon sang mertua untuk meminta pandangannya. Dan apa kata mertua? “Allah Maha Kaya, Nak. Sudahlah! Ambil saja, kalau ada kekurangan sedikit nanti kami bantu,” tegas sang mertua hebat tersebut memberi dukungan moral dan motivasi tiada tara.

Dus, akhirnya kesepakatan terjadi. Kami memberi uang muka sebesar Rp 50 juta dan sisanya harus kami lunasi dalam jangka enam bulan berikutnya. Perasaan kami terasa mengharu biru antara percaya dan tidak percaya dengan keputusan besar yang baru saja kami lakukan. Kami kaget, betapa kami kini telah , ternyata bisa memiliki rumah dan bukan sekedar rumah tetapi benar-benar rumah impian. Impianku, impian isteriku, impian anak-anakku dan juga impian mertuaku.

Menyadari besarnya beban piutang didepan mata, paska transaksi hebat tersebut, Kami segera pulang menemui isteri tercinta dan lalu memberikan pelukan super hangat. Kami lalu segera rapat untuk membuat perencanaan pembayarannya, merumuskan strategi menggalang order-order baru, membuka daftar semua relasi dan meminta bantuan terbaiknya.

Singkat cerita, hari-hari kami berikutnya, penuh dengan keajaiban demi keajaiban. Diluar dugaan, Kami berhasil mengumpulkan uang secara halal sebesar Rp. 140 juta hanya dalam waktu tiga bulan dan plus 60 juta tabungan kami berarti genap 200 juta. akhirnya, kami mampu melunasi pembayaran rumah impian tersebut tanpa meminjam sepeserpun dari orang lain.

Nah keuntungan lain dari kepemilikan rumah besar tersebut, anak-anak kami kini lebih memiliki rasa percaya diri. Mereka bebas berlari dirumah yang lebih luas tidak seperti kontrakan sebelumnya yang hanya berukuran 2 Meter persegi. Lebih dari itu, sejak saat itu anak-anak mulai hidup lebih sehat, bersih dan nyaris jarang sakit tidak seperti dirumah kontrakan sebelumnya yang banyak dikelilingi pedangan jajanan. Dan last but not least, kepercayaan diri kami ikut bertumbuh seiring dengan prestasi baru yang kami wujudkan. ***

True story di atas- yang diceritakan seorang sahabat kepada penulis, mengajarkan kita tentang the power of spirit, kekuatan dari sebuah kemauan, sebuah impian, sebuah motivasi yang menyala-nyala. Semua kita pasti pernah mengalaminya, baik sadar maupun tidak sadar. Ketika kita telah tiba pada suatu cita-cita yang membara, energi kita akan mengalir sedemikian rupa dari arah yang tidak terduka. Fakta membuktikan, ketetapan tujuan, fokus, mengubah sikap yang didorong oleh impian membara tersebut.”Kemana pikiran tertuju, kesanalah energi mengalir”, demikian ungkapan bijak berkata. Anthony Robin- seorang coach kelas dunia dan motivator kawakan asal Amerika, memberikan dalil pembenaran atas kerangka berfikir diatas. Menurutnya, betapa manusia memiliki kekuatan tanpa batas, jika saja anda dan saya mengetahui cara menggunakan potensi terbaiknya. Andre Carnegie seorang pengusaha sukses kelas dunia pun bertutur, “Berikan kepada saya seorang yang berkemampuan rata-rata tapi dengan kemauan menyala-nyala, setiap kali akan saya kembalikan seorang pemenang kepada anda.”

Motivasi adalah jantung setiap kesuksesan. Kalau hidup tak punya motivasi jangan bilang hidup tak punya arti, demikian ungkapan bijak seorang motivator. Banyak bukti menunjukkan perubahan kehidupan seseorang terjadi secara signifikan tatkala ia menemukan pemicu motivasinya.

Red Turner sang Pemilik CNN itu bertumbuh menjadi pengusaha televisi tersukses karena mengetahui ayahnya meninggal dalam usia muda karena terjebak pada comport zone- cita-cita yang rendah yang telah dicapainya. Tung Desem Waringin bertumbuh menjadi miliuner dan bahkan guru para miliarder hanya karena menemukan fakta bahwa gajinya sebagai manajer sukses disebuah cabang bank terbesar yang dipimpinnya tak cukup untuk mengobati penyakit orang yang dicintainya. Singkatnya, ketika motivasi superior telah menggelayuti dunia dalam bathin anda, maka tunggulah berbagai keajaiban akan terjadi.

Namun fakta menunjukkan, tak setiap orang cerdas dan terampil memelihara motivasinya. Ada juga orang dengan motivasi yang kadarnya sangat rendah, sehinga ketika menemui kendala sedikit saja membuatnya berhenti atau mundur dari gelanggang perjuangan. Alhasil, dia gagal mewujudkan impiannya. Ini menggambarkan bahwa motivasi rendah berkorelasi dengan kegagalan, sedangkan motivasi superior berkorelasi dengan kesuksesan. Prof. Laode Kamaluddin menegaskan, bahwa impian-impian sukses itu laksana nyala lilin yang begitu mudah padam oleh angin yang bertiup. Lebih lanjut tokoh ini mengatakan bahwa masyarakat Indonesia gagal menjadi bangsa sukses, karena terlalu besar diliputi rasa takut. “Ketakutan, yang pelan tapi pasti, mematikan potensi mereka sendiri. Mereka terlalu dihantui oleh bayangan akan kegagalan dan terlalu banyak pertimbangan. Mereka juga terlalu memaklumi keadaan mereka sendiri. Alih-alih mereka melawan ketakutan yang bersarang di dalam diri, mereka malah lebih suka mencari-cari dalih pembenaran atas keadaan mereka.”

Menurut Pakar Motivasi Indonesia, Jansen Sinamo, Spirit atau motivasi adalah sebuah dorongan berbentuk energi bio psikospiritual dari dalam hati yang membuat kita melakukan kegiatan tertentu. Semua kegiatan manusia, dari bangun pagi sampai tidur kembali, selalu didorong oleh motivasi tertentu. Begitu alamiahnya motivasi ini sehingga kebanyakan proses dan dinamikanya tidak lagi kita sadari. Menurut Guru Etos Indonesia ini, ada tiga modus motivasi yaitu:

Motivasi demi hasil, yaitu melakukan sesuatu dengan maksud memperoleh hasil tertentu. Motto suksesnya adalah “bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”.

Motivasi demi menghindari sesuatu. Manusia jenis ini bersemangat melakukan sesuatu walaupun prosesnya tidak menyenangkan karena menghindari resiko yang lebih berat.

Motivasi karena menyukai apa yang dilakukannya (hobi). Melakukan sesuatu karena proses melakukannya menyenangkan, seperti melakukan sesuatu yang menjadi hobinya. Seorang kutu buku akan tetap membaca buku meskipun apa yang dibaca tersebut tidak berkaitan langsung dengan pengembangan kariernya. Selain ketiga motivasi diatas, sulit untuk menafikan adanya motivasi-motivasi yang timbul dari dorongan religiusitas seseorang. Motivasi ini secara sederhana penulis sebut sebagai motivasi demi ibadah.

Motivasi demi ibadah adalah pengabdian seseorang pada tugas yang ditekuninya secara tulus hanya karena ia sadar bahwa bila ia tidak berbuat sesuatu demi meringankan penderitaan orang lain, maka ia akan ikut bertanggung jawab atau memiliki dosa sosialnya.

Contoh orang yang sukses atas motivasi ini adalah Muhammad Yunus yang mendirikan Bank untuk orang miskin meskipun latar belakang keilmuannya adalah ekonomi klasik dan alumni Amerika pula. Menurut penulis, Apa dilakukan orang-orang seperti Muhammad Yunus, adalah murni karena panggilan agama (motivasi ilahiah). Dalam ajaran agama, misalnya, ada doktrin yang mengajarkan bahwa bila suatu kelompok kaum tidak ada yang terjun dalam suatu profesi tertentu yang sangat dibutuhkan oleh umat dan bangsa, maka semua anggota kelompok akan berdosa karena mengabaikannya (dosa sosial). Nah, untuk menyelamatkan dosa sosial komunitasnya lalu Muhammad Yunus hadir menciptakan model baru pemberdayaan kaum miskin berbasis kewirausahaan sosial dan bank untuk kaum miskin. Dalam bentuk lain, Pembaca juga mungkin pernah mendengar kisah Rabiah Al Adawiyah. Dimana dalam doanya, wanita perkasa ini mengatakan, kesediaannya masuk neraka sekalipun jika hal tersebut mampu mendatangkan ridha Allah. Jadi motivasi bagi kaum sufi semacam ini, fokus program nya menjalani hidupnya untuk mengejar ridha ilahi. Apapun tantangan yang dihadapi dan bahkan neraka sekalipun diabaikan demi mendapatkan Ridho Ilahi.

Empat modus motivasi diatas dapat dijadikan modal utama bagi seseorang untuk mencapai sukses dalam hidup dan kehidupan ini, asal diikuti oleh tindakan kreatif dan inovatif yang berdisiplin. Dengan sangat baik, Stephen Covey merumuskannya dengan 4 kata yaitu: Visi, Disiplin, Gairah dan Displin sebagai modal utama setiap jenis kesuksesan.

Untuk itu sangat penting bagi para pencari sukses untuk mempelajari teknik dan taktik dalam merawat kualitas motivasinya agar tetap bergelora dan terarah dalam mendukung sukses yang telah ditetapkan. Apabila senar motivasi seseorang dikelola dan dipelihara dengan baik, maka bangkitlah antusiasme yang besar, atau bergetarlah ‘motivasi superiornya’. Getaran emosi superior akan menghasilkan kinerja unggul. Dari gambaran-gambaran yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi sukses bagi anda sangat tergantung kepada anda sendiri. Tanpa motivasi yang kuat sangat sulit bagi siapapun untuk menggapai sebuah kesuksesan. Tak peduli apa motivasi anda untuk sukses, tetapi hukum sukses menyatakan bahwa anda baru akan menggapainya jika anda memiliki motivasi yang menyala-nyala untuk itu.

******

Cinta Wanita Perkasa

April 4, 2012

Godaan akan kesuksesan dan uang bisa menghancurkan karakter lebih dari yang semestinya. Menjadi orang yang jujur, seiring dengan perjalanan waktu, berarti menjadi satu orang yang berbeda di antara sepuluh ribu orang lainnya

(William Shakespeare)

Alkisah, setelah ditetapkan sebagai calon pengganti raja menggantikan ayahanda nya, sang raja muda yang masih perjaka tenteng itu diwajibkan untuk segera menikah. Konvensi dan pendapat para tetua adat, alangkah tidak elok jika seorang raja tatkala memerintah yang dikelilingi wanita-wanita cantik ternyata belum menikah. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan bencana gossip yang tidak saja akan berpotensi mencoreng moreng wibawa kerajaan, tetapi juga dapat mengurangi produktivitas para penikmat gossip.

Tak ada pilihan bagi keluarga istana kerajaan kecuali mengikuti saran tersebut. Raja senior menyarankan opsi perjodohan, namun ditolak mentah-mentah oleh sang raja muda yang berpendidikan modern tersebut. Baginya pernikahan adalah cinta suci, tak bisa dipaksakan dan dicampur adukkan oleh motivasi apapun termasuk motivasi politik meskipun atas nama kepentingan umum. Setelah perdebatan alot tak menemukan solusi, maka demi mencari calon permaisuri, opsi terobosan pun muncul yaitu melalui proses sayembara. Sepanjang kerajaan berdiri, opsi belum pernah ditempuh bahkan dipikirkan pun tidak.

Kesepakatan sudah bulat dan panitia sayembarapun sudah dibentuk termasuk dengan aturan mainnya. Dalam sayembara tersebut, para kontestan diharuskan mengikuti tahapan-tahapan penyaringan yang super ketat. Tahap yang pertama adalah seleksi administrasi. Dalam tahapan ini, Calon peserta dinilai kelayakannya berdasarkan seleksi data administratif seperti: Surat keterangan dokter, usia, pendidikan, surat tertulis tentang kesedian sang putri untuk menjadi permaisuri, lengkap dengan cap jempol dan tanda tangan kedua orang tua, foto terbaru dan lain-lain. Tahapan kedua, seluruh peserta yang lolos verifikasi tahap awal akan dipanggil ke auditorium istana untuk berjumpa dengan raja, lalu mengikuti test fisik, senam, tari dan lain-lain. Tahap ketiga adalah tahap yang sangat menentukan, karena jumlah peserta di tahap ini hanya 20 orang dan akan dilakukan wawancara lisan. Seluruh proses tahapan harus diikuti oleh sang Raja, dan pada tahapan paling akhir mesti dihadiri oleh raja senior tentunya dengan tujuan agar sang Raja Muda tidak sampai keliru menetapkan pilihan akhirnya. Sedangkan tahap keempat adalah pengumuman dewan juri dan penetapan putri terbaik dan sekaligus upacara penobatannya sebagai permaisuri sah kerajaan.

Ada kisah menarik untuk dicermati di balik proses seleksi. Dari pengakuan dewan juri, sebagaimana juga tertulis dalam dokumen kerajaan yang kemudian diterbitkan dengan judul ”Fakta Integritas”, ditemukan bahwa ternyata banyak peserta yang melakukan manipulasi. Mulai dari manipulasi usia, memalsukan ijazah, hingga ada yang menggunakan foto palsu. Namun yang lebih menghebohkan adalah ketika seorang ibu menyelundupkan putri dari warga kerajaan tetangga untuk diikutkan menjadi peserta kontes demi motivasi nya ingin menjadi keluarga Istana. Padahal ini jelas-jelas melanggar ketentuan.

Kejelian dewan juri terhadap semua proses seleksi ini, telah memperlancar jalannya sayembara. Yang bisa dilakukan adalah melakukan cross check dan memperketat tim penyeleksian. Dari tahapan seleksi admistrasi ini, dari ribuan pendaptar ditetapkan 100 orang peserta terpintar, tercantik, dan yang dipandang ideal dari sisi administrasi . 100 orang gadis pilihan ini kemudian diumumkan lolos dan semuanya berhak mengikuti tahapan berikutnya, tahap kedua.

Pada tahapan kedua, seratus orang peserta yang lolos verifikasi tahap awal dipanggil ke auditorium istana untuk berjumpa dengan raja. Dihadapan sang raja, peserta itu mengikuti tes fisik, senam, tari dan lain-lain. Ketika tahapan ini berlangsung, persaingan antar peserta sudah sedemikian keras. Beragam manuver perserta terjadi pada tahapan ini. Kesempatan interaksi dengan panitia dan sang keluarga kerajaan digunakan peserta sedemikian rupa untuk tebar pesona. Ada di antara peserta yang mencoba merayu sang raja dengan mengedipkan matanya dengan genit, ada yang menyogok sang panitia hingga ada yang sengaja menunjukkan simbol kecantikannya kepada sang raja dan panitia dengan harapan diloloskan kembali untuk mengikuti tahapan selanjutnya.

Melihat aroma persaingan yang sedemikian kerasnya dan tidak diduga sebelumnya, penasehat kerajaan segera menskor acara dan meminta waktu kepada raja untuk mem-briefing ulang panitia dan dewan juri. Raja setuju dan akhirnya disepakati untuk tahapan seleksi senam dan tari dilaksanakan di malam hari di sebuah tempat tertutup. Segera panitia diminta untuk mendesain ulang ruangan panggung sedemikian rupa sehingga dewan juri tidak akan terlihat peserta, tetapi tetap dapat memantau semua gerak-gerik peserta. Kemudian, teknisi kerajaan diperintahkan untuk membuat kaca tembus pandang dan memasang alat perekam semacam CCTV, sehingga semua kegiatan tari dan senam dapat terdokumentasikan dengan akurat.

Jam menunjukkan pukul 20.00. Sebuah panggung hiburan telah disiapkan. Seluruh peserta diminta untuk memasuki aula utama melewati sebuah lorong di bawah tanah yang telah ditaburi mutiara, emas dan permata kerajaan dan tanpa sepengetahuan peserta, dewan juri memantau seluruh kegiatan peserta tersebut dari kaca tembus pandang dan kamera tersembunyi. Sambil diiringi musik, para peserta diminta melewati lorong gelap tersebut satu persatu yang hanya ditemani oleh kerlap kerlip cahaya lampu menuju auditorium utama untuk mengikuti tarian massal.

Sebuah keanehan terjadi. Sang raja senior tampak geram, dan kaget setengah mati ketika melihat perilaku beberapa peserta yang ternyata lebih mencintai kekayaan sang raja. Terbukti dengan aksinya mengambil perhiasan kerajaan dan memasukkannya ke kantongnya, ke dalam celana dalamnya, ke branya, bahkan ada yang memasukkan ke mulutnya. Sang Raja senior yang terkenal sangat bijaksana itu hampir shock melihat perilaku pemudi bangsanya yang selama ini dibanggakan sebagai bangsa yang santun, berperadaban adiluhung, dan religius pula.

Dus, seluruh peserta telah masuk ke auditorium utama, dimana para pemusik istana sudah menyiapkan seabreg peralatan musik, mulai dari suling, kecapi, gitar, siter dan lain sebagainya dan telah siap beraksi mengharubirukan suasana panggung malam tersebut dengan berbagai alunan lagu, dan berbagai tarian. Mulai dari tarian lidah api, tarian pedang, tarian bintang-bintang, hingga tarian angkasa dengan dukungan pemusik dan penyanyi terbaik di negeri tersebut dipergelarkan. Ketika Lampu kerlap-kerlip dinyalakan, dan alat musik pun ditabuh, para peserta kompetisi mulai mengikuti alunan lagu tersebut, menari untuk merebut nilai tertinggi dari para juri dan mempengaruhi hati sang raja muda.

Ketika Musik mengalun semakin lembut dan para gadis pilihan menari mengikuti alunan musik yang didesain sedemikian rupa sehingga peserta dipastikan akan menggerakkan seluruh tubuhnya. Di tahap awal pelaksanaan pentas, seluruh peserta diharuskan untuk menggerakkan kedua kakinya dengan cepat dan meliuk-liuk laksana tarian salsa. Yah, pada tahapan ini raja dan dewan juri mengamati ada 20 peserta yang menjatuhkan mutiara dari (maaf) celana dalamnya. Rupanya mereka menyembunyikannya di sana, gerakan-gerakan tersebut telah membuat emas curiannya jatuh. Sang raja tampak tersenyum dan menepuk pundak sang penasehat kerajaan karena kelihaiannya membuat tahapan seleksi yang menjebak tersebut.

Sebuah kode tepuk tangan dari ketua panitia memberi isyarat kepada pimpinan pemusik untuk masuk ke lagu berikutnya. Lagu ini, mengharuskan peserta menari sambil menunduk dan menggerak-gerakkan kepala dan tangannya hingga nyaris menyentuh karpet merah. Dengan mengikuti tahapan ini akhirnya diketahui ternyata lebih banyak peserta yang meyimpan mutiara di kantong, bra, ketiak dan diselipkan di sanggul rambutnya. Proses seleksi yang sangat cerdas tersebut telah menggugurkan sebanyak 80 orang peserta yang gagal akibat masalah moral.

Dewan juri pun segera melakukan rapat. Hasil rapat menyatakan hanya 20 orang peserta lulus seleksi tahap ini. Banyak peserta yang gugur karena kedapatan mencuri dan menguntit perhiasan kerajaan. Sang raja muda dikonfirmasi, apakah seleksi dapat dilanjutkan? Sang Raja muda tersenyum simpul pertanda setuju. Tampaknya ia telah menemukan seseorang yang memikat hatinya dari 20 orang peserta yang lolos tersebut.

Tahap selanjutnya adalah tahap yang sangat menentukan. Pada tahap ini jumlah peserta yang ada tinggal 20 orang. Masing-masing peserta akan mengikuti wawancara lisan untuk mengukur kualitas intelektual, emosional dan spritual yang akan dihadiri langsung oleh raja serta para penasehat kerajaan. Masing-masing peserta satu persatu diwawancarai tentang berbagai hal. Penanya pertama adalah sang raja sendiri. Bak penyair, sang raja menguji peserta dengan puitis sekali untuk mengetahui tingkat kelembuatan hati dan kehalusan budi bakal calon permaisurinya tersebut.

"Duhai wanita yang cantik, putri sang anugerah nan amat cerah, darimana gerangan datangnya tarian indahmu tadi? Dan bagaimana engkau bisa mengendalikan anggota badanmu mengikuti alunan sang irama ?” tanya sang Raja Muda. Sang putri nan cantik jelita sambil membungkuk kepada sang raja menjawab, "Yang mulia raja, hamba sama sekali tidak tahu jawaban pertanyaan paduka. Hanya inilah yang hamba tahu. Jiwa seorang filsuf bersarang di otaknya, jiwa seorang penyair ada di hatinya, jiwa seorang penyanyi bergema di tenggorokannya, tetapi jiwa seorang penari mengalir di seluruh tubuhnya." Sang raja muda kagum terpesona, mendengar jawaban cerdas dan brilian yang dikemukakan oleh sang gadis nan cantik rupawan tersebut. Hati nya berdentum sedemikian kerasnya pertanda apresisasi yang begitu dalam atas jawaban cerdas sang sang gadis tersebut. "Keindahan adalah apa yang menarik jiwa, kepadanya cinta diberikan dan bukan diminta." Bisik sang raja seolah-olah telah menemukan tambatan hatinya dan ingin segera mengakhiri kontes tersebut. Untung sang raja senior, mengetahui gejolak jiwa – melankolis sang puteranya tersebut dan dengan tegas meminta supaya kontes terus dilanjutkan.

Kemudian peserta berikutnya pun maju dan kepadanya ditanyakan apa gerangan motivasi yang membuat dirinya mendaftar menjadi calon permaisuri bagi sang raja muda tersebut? Dengan lemah lembut gadis jelita yang memiliki lesung pipi tersebut menyatakan, ia sangat ingin memperbaiki nasib keluarganya, karena sudah sejak lama mereka hidup di bawah garis kemiskinan yang membuat mereka sangat terhina. Lalu wanita ini berjanji jika dia terpilih menjadi permaisuri raja, ia tidak akan dendam terhadap kemiskinannya dan ia juga berjanji akan menjadi generator pemberdayaan bagi kaum wanita negaranya. Salahkah niat suci saya tersebut wahai paduka yang terhormat dan mulia? Tegas gadis si lesung pipi ini dengan penuh menghiba yang membuat dewan juri sangat terharu. Sang raja senior pun juga tampak terpesona, atas komitmen sang pemudi tersebut? Dan lantas segera membisiki seorang anggota juri, bila ia tidak terpilih menjadi permaisuri agar selepas kontes memberikan sejumlah harta Istana untuk sang Gadis malang tersebut atau memilihnya menjadi salah seorang mitra kerja kerajaan.

Peserta berikutnya muncul. Kepadanya ditanyakan kenapa tidak mengambil permata yang diletakkan di lorong-lorong istana, dan apa motivasinya maju sebagai kandidat permaisuri sang raja? Gadis berkulit putih langsat ini dengan penuh kesantunan menjawab, bahwa ia tidak ada masalah soal uang dan permata. Motivasi untuk menjadi sang permaisuri hanya didorong oleh keinginannya untuk menjadi penguasa di negeri ini. Ia ingin agar wanita sejajar dengan pria. Jika kelak ia berkuasa, maka ia akan memberdayakan kaum perempuan supaya setara dengan lelaki. Peserta-peserta yang lain muncul dengan argumen yang tak jauh berbeda, bahwa motivasi utamanya masih berkisar seputar popularitas tahta, kekuasaan dan pengaruh sang raja.

Sang raja dan dewan juri menemukan jawaban yang hampir sama, tak ada yang istimewa. Jawaban mereka hanya di seputar harta, kekuasaan dan popularitas. Meski mereka sangat cantik dan mempesona, sang raja muda kurang berkenan. Tampaknya ia sudah terpesona dengan gadis yang pertama namun ia tak ingin mendominasi keputusan. Karena itu ia bisikkan kepada sang ketua panitia untuk menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepada sang putri jelita yang sangat terampil menari dengan hati tersebut, apa motivasinya maju sebagai calon permaisuri.

Sang ketua memanggil sang gadis cantik yang pandai menari tersebut. ”Wahai sang gadis, apa gerangan motivasimu ikut dalam kontes ini? dan kenapa engkau tidak mengambil mutiara dan permata yang telah disediakan pada lorong istana seperti gadis-gadis yang lain?”

Dengan penuh kelembutan sang gadis ini menjawab dengan sedikit membungkukkan badan. ”Wahai sang raja dan paduka yang mulia, dengarkanlah kisahku, ayahku telah memutuskan mengawinkanku dengan seorang laki-laki berpangkat dan kaya, sama seperti semua ayah yang berada dan terhormat yang menginginkan untuk melipatgandakan kekayaannya, takut akan kemelaratan. Dan aku beserta semua mimpiku hampir saja menjadi korban yang dipersembahkan di altar emas yang bagiku tidak ada nilainya kepada ketinggian derajat, yang sangat memuakkan dalam pandanganku. Aku adalah mangsa yang gemetar dalam cengkeraman materi yang, jika tidak digunakan untuk mengabdi kepada ruh, lebih mengerikan ketimbang kematian dan lebih menyengsarakan dari segala malapetaka. Aku meyakini kehormatan sejati, dari seorang lelaki yang baik dan mulia dan bermaksud membawaku ke jalan kebahagiaan dan menawarkan kekayaan bagi kemuliaanku. Namun aku menemukan bahwa semua itu tidak bermanfaat dibanding dengan satu cinta sejati dan suci, cinta yang tidak memandang apa pun sebagai berharga, tetapi tetap agung. Aku mencintai raja yang baik hati dan bijaksana. Inilah alasanku mengikuti kontes ini. Tegas gadis jenius nan cantik jelita dan bijaksana tersebut penuh percaya diri.

Energi dan kharisma sang gadis hebat tersebut, tampaknya mulai memengaruhi jiwa dan raga sang putra mahkota tersebut. Sang raja muda terus menatapnya dengan luapan cinta. Dadanya berdebar. Gadis itu tampak begitu elok dan anggung baginya. Tubuhnya sangat selaras satu bagian dengan bagian yang lain. Selain itu ia sangat bijaksana. ”Ini dia belaian jiwaku,” isyarat sang raja muda, seraya mengepalkan tangannya.

Merasakah hati anaknya telah tertambat dengan sang gadis nan jelita tersebut, sang raja senior segera bergumam memberi restu, ”Engkau punya banyak penggemar, tapi hanya dia yang mencintaimu. Wanita lain mencintai diri mereka sendiri dalam kedekatannya denganmu. Dia mencintaimu dalam dirimu sendiri. Wanita-wanita lain melihat ketampanan dalam dirimu yang cepat memudar. Tetapi dia mencintai yang tak terlihat dalam dirimu. Dan wanita tersebut telah menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga. Sebuah kebenaran yang terbuka namun rahasia; ia hanya dapat dipahami melalui cinta, hanya dapat disentuh dengan kebaikan, dan ketika kita mencoba menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal uap”.

Yap, semua peserta telah tampil dan tampaknya semua dewan juri termasuk raja telah menemukan sang permaisuri baru, namanya Dhya Aulia Hanifah. Bak gayung bersambut semua dewan juri secara koor mengamini pendapat sang raja dan dewan juri. Semua mengakui kehebatan wanita yang cerdas dan berhati emas itu. Kejujuran dan ketulusan cinta yang dimiliki sang gadis bijaksana tersebut tak membuatnya tergiur oleh kekuasaan, harta, popularitas dari sang raja muda. Cintanya yang suci dan berstandar tinggilah yang mengantarnya mengikuti kontes tersebut. Namun, akhirnya semua yang dimiliki sang raja ia dapatkan justru dengan hanya berbekal integritas diri dan cinta suci.

AMATI

Pelajaran dari kisah Kisah di atas menegaskan betapa berharganya cinta kasih, ketulusan, karakter, etos keikhlasan dalam berkarya ( dunia dalam diri ). Bahwa di balik semua gemerlap kemewahan, kekuasaan, privilege, ( dunia luar ) ada nilai lainnya yang harus dimiliki oleh seorang calon peraih sukses sejati . Cinta menembus batas-batas umum yang sering diciptakan oleh manusia itu sendiri. Cinta tak mengenal strata sosial, ekonomi. Kisah ini juga mengisyaratkan, bahwa sukses sejati mestilah dibangun diatas fondasi moral dan etika yang lebih kita kenal dengan istilah integritas diri atau karakter. Karakter adalah akar dan kesuksesan adalah buahnya. Manusia menjadi lebih mulia dari sengenap mahluk lainnya bukan karena supremasi naturnya yang hanya terbuat dari tanah liat sementera iblis terbuat dari api, tetapi karena adanya padanan ruh dan akal dalam diri sang manusia tersebut. Modalitas inilah yang membuat Tuhan menetapkan manusia sebagai khalifahnya, dan bukan mahluk yang lain.

***

Dalam perkembangan literature modern, terminology sukses ( Life skills sukses) terus mengalami berbagai penyempurnaan. Dahulu kala, keperkasaan fisik memang menjadi ukuran sukses seseorang. Namun perkembangan zaman menunjukkan fakta bahwa dibalik kekuatan fisik dan panca indra ( dunia luar ) ada keperkasaan akal. Emosional Quitient dan Spritual Quetion ( dunia Dalam diri ). Melalui akal sehat yang didayagunakan secara positif misalnya, manusia bertumbuh dan merekayasa peradaban hingga mampu menaklukkan angkasa raya. Keperkasaan akal bahkan kemudian ikut menentukan supremasi suatu negara atas negara lain. Namun tatkala manusia terjerembab pada pengkultusan akal yang berlebihan berpadu dengan keserakahan, hingga berbagai musibah silih berganti menghitamkan jalannya peradaban manusia, maka tiba-tiba muncul temuan baru akan keperkasaan kecerdasan emosional atas akal. Dan bahkan kini dunia modern sedang trend mendalami kedahsyatan kecerdasan spritual diatas berbagai kecerdasan yang ada. Fakta baru ini menunjukkan, Sehebat apapun kedahsyatan Ilmu dan Skill (keterampilan) seseorang tidak ada gunanya jika manusia tidak memadukannya dengan attitude atau nuraninya. Pada tataran inilah kita melihat sentralnya dimensi spritual dalam membingkai kesuksesan seseorang. Kini para pakar diberbagai belahan dunia mulai bersepakat bahwa kecerdasan sipritual yang terejawahtah dalam intergritas diri seseorang merupakan jantung dari setiap kesuksesan dan masa depan kecemerlangan peradaban dunia. Pada tataran inilah integritas dan karakter mulai menemukan elan vitalnya.

Karakter yang baik adalah modal utama dan pertama untuk menggapai sukses di bidang apa saja. Siapa pun yang memiliki integritas diri seperti jujur, amanah, suka menolong, terpercaya, (shiddiq, amanah, fathanah dan tablig), maka dia telah memiliki modal untuk sukses. Seringkali kita mendengar pernyataan yang bernada negatif terhadap integritas diri ini. Seperti “orang jujur tak memiliki kesempatan untuk kaya di dunia modern ini.” Pernyataan ini kini dipandang sebagai penyataan kuno dan pastilah merupakan buah dari argumentatif yang tidak bisa dipertanggungjawabkan alias dangkal. Karena faktanya, sebagaimana ditunjukkan dalam sebuah penelitian, bahwa salah satu faktor terpenting dari keberhasilan para milyuner adalah komitmen terhadap kejujuran dalam urusan bisnis. Integritas diri adalah hal yang terpenting dalam mencapai kemakmuran dan kebebasan finansial. Orang yang merasa sudah makmur jarang mengompromikan integritas diri demi uang. Bila mereka melakukannya, ini merupakan situasi gawat yang dapat menyeret mereka lebih jauh pada kehancuran.

Berdasarkan kenyataan ini, maka sesungguhnya mereka yang memiliki akhlak yang baiklah yang paling potensial dan berpeluang untuk memperoleh kesuksesan sejati. Sinyalemen ini selaras dengan munculnya trend mistyc corporate, yang terlihat pada para CEO perusahaan raksasa dunia, dimana mereka selain soleh secara sosial dan matang dalam skill manajerial juga sholeh secara individu.

Kita harus menolak untuk mengompromikan integritas diri kita demi alasan apa pun. Dunia ini menjadi sangat luas bagi mereka yang memiliki integritas diri. Sebaliknya dunia ini menjadi sangat sempit bagi mereka yang senantiasa menipu dan mengerjai orang lain. Muhammad Yunus, bankir dari Bangladesh, tidak memerlukan kontrak tertulis dengan para nasabahnya yang meminjam uang di bank miliknya. Namun beliau mengakui sendiri bahwa nyaris tidak ada dari peminjamnya yang menunggak atau mengemplang piutangnya, sehingga bank tersebut terus berkembang. Bandingkan dengan perbankan modern yang meski telah memproteksi dirinya dengan berbagai perjanjian hingga agunan, tetap sulit menjaga asetnya. Di era globalisasi saat ini, dengan kemajuan teknologi informasi serta kebebasan berdemokrasi, faktor jejak rekam integritas seseorang menjadi sangat penting. Kisah diatas menjadi salah satu bukti tentang pentingnya peranan dunia dalam manusia ( karakter ) dalam membentuk kesuksesan material seseorang.

******

FATWA PARA NABI

April 4, 2012

“ Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun yang kelihatannya takut akan kotor. Anak laki-laki itu percaya bahwa segala sesuatu disekitarnya adalah kotor. Selama naik trem, dia mengeluh kepada ibunya. “ saya tidak mau duduk di sana. Jangan membiarkan orang laki-laki yang kotor itu duduk di samping saya”, Ibu itu kelihatan bagi Pemuda itu sebagai orang yang menguasai, sangat rapi, dan yang mengenakan pakaian yang dikanji dengan baik” dan ia berpikir bahwa sebab dan ketakutan anak itu terhadap kotor adalah Jelas”

Mendengar cerita Al Port tersebut, Freud diam saja hingga suasana menjadi hening seketika. Barulah beberapa saat kemudian sambil menatap mata Alport dengan tajam, Freud menerabas keheningan dengan mengatakan, “ Dan Apakah anak laki-laki itu adalah Anda”? Allport terkejut mendapat penyataan menyengat tersebut dan dengan sigap ia segera mengubah tema pembicaraan kepada tema lainnya.

Cuplikan dialog antara psikolog terkemuka Amerika Golrdon Alport kepada Sigmund Freud asal Wina diatas, terjadi pada tahun 1920. Saat itu, Allport mengunjungi sahabatnya tersebut di Wina dimana Sigmund Freud membuka praktek neoro psikiatri. Meski dialog diatas, telah berlangsung puluhan tahun lalu, Namun pengaruhnya hingga kini terus menggema dan berurat akar pada pikiran sebagian besar orang tua diberbagai belahan dunia.

Ya, Allport adalah seorang pakar kepribadian dari Harvard university dan dikenal sebagai kepala dari Studi Kepribadian di Amerika Serikat yang memiliki banyak murid dan pengikut dari ahli-ahli psikologi. Tokoh ini juga dikenal sebagai Ahli Psikologi Pertama di Amerika yang memusatkan perhatian pada kepribadian sehat daripada kepribadian Neurosis. Sementara Sigmund Freud adalah seorang pakar dan Sekaligus penemu teori Psikoanalisa yang tinggal di Wina sebelum pindah ke Inggris, sangat terkenal dengan teori Freud yang intinya mengatakan manusia itu terdiri dari tiga unsur yaitu: id, Ego dan Super ego. Selain itu Freud juga dikenal ahli teori alam sadar ( councious mind ) versus alam bawah sadar ( unconsious mind), meski bukan ia yang pertama menemukan ide tersebut- tetapi ialah yang membuat ide itu begitu terkenal.

Menurut All Port, Orang –orang yang neurotis terikat atau terjalin erat pada pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Allport memperhatikan secara khusus hubungan antar bayi dengan ibunya terutama tentang kualitas keamanan dan kasih sayang yang cukup terhadap anak. Pertumbuhan psikologis yang positif akan terjadi sepanjang tingkat munculnya diri. Anak akan membentuk suatu identitas dan gambaran diri, dan diri akan mulai meluas melampuai orang itu. Selama masa adolesensi, perjuangan-perjuangan propium akan terbentuk menjadi frame of reference dan dorongan bagi pertumbuhan yang akan datang. Dengan semua segi diri pada tempatnya, maka hampir pasti akan muncul seorang dewasa yang sehat dan matang. Dengan demikian, Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Inilah inti pendapatnya.

Pandangan sedikit berbeda disampaikan oleh Psikolog Carl Roger asal China. Menurutnya manusia rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan, pengalaman seks sebelum waktunya. Masa sekarang dan bagaimana kita memandang masa depan bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting dari pada masa lampau. Akan tetapi Rogers juga mengemukakan bahwa pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi menurut tokoh ini pengalaman masa kanak-kanak adalah penting, tetapi fokusnya tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang, bukan pada apa yang terjadi waktu dulu.

Terlepas dari perdebatan diatas, temuan terbaru mengatakan bahwa sejak lahir seorang bayi, sel-sel otaknya berkembang secara luar biasa dengan membuat sambungan-sambungan antar sel. Proses inilah yang mungkin membentuk pengalaman yang akan dibawa seumur hidup. Karena itu peranan tiga tahun pertama sangat menentukan. Frank Newman, Presiden Komisi Pendidikan Amerika serikat –sebagaima dikutip majalah Time, 3 Ferbuari 1997 mengatakan, Pada Usia tiga tahun, anak yang diterlantarkan atau disia-siakan akan membawa cap yang sulit atau bahkan tidak dapat dihapus.

Pengalaman Yang Kaya Menghasilkan otak yang kaya

Pengetahuan baru mengenai pekembangan otak ini tidak hanya menarik tetapi juga harus menjadi kebijaksanaan para orangtua dan pengambil kebijakan. Apalagi dijaman modern ini orang tua dan terutama ibu semakin sibuk sehingga seringkali mengabaikan masa pertumbuhan terpenting bagi seorang anak.

Para peneliti di Baylor College of Medicine menemukan bahwa anak-anak yang jarang diajak bermain, atau jarang disentuh, perkembangan otaknya 20% atau 30% lebih kecil daripada ukuran normalnya pada usia itu. Dengan kata lain, pengalaman yang kaya menghasilkan otak yang kaya.

Untuk menolong para orang tua yang sibuk dan atau orang tua miskin dalam menstimulus anaknya-anak pada usia emas tersebut, kini para ahli mencanangkan program penitipan anak dan prasekolah yang bertujuan memperbesar daya otak anak. Bagi orang tua yang super sibuk, program ini akan sangat menolong. Namun saran penulis, alangkah lebih baik jika seorang ibu merelakan waktu terbaiknya untuk membimbing langsung buah hatinya, demi masa depan buah hatinya sendiri. Ibarat pepatah orangtua, uang bisa dicari, tetapi masa strategis pertumbuhan anak hanya sekali seumur hidup dan tak bisa diulangi.

Sebagaimana pendapat para pakar dan psikolog kawakan diatas, temuan penulis dalam buku ini juga menunjukkan bahwa umumnya orang-orang sukses yang kini memimpin anda, dan mewarnai peta politik dan ekonomi negeri ini melewati tahapan demi tahapan pertumbuhan ideal diatas dengan sangat baik oleh orang tuanya yang peduli, visioner. Blueprint suskes yang telah diukir oleh para orang tua bervisi emas tersebut dengan susah payah dahulu, tampaknya yang ikut mendongkrak kesuksesan buah hatinya dikemudian hari.Jaringan keluarga dibalik sukses raksasa perusahaan dunia dan Di Indonesia, Fenomena apakah Ini?

Konon, YK Pao pemilik kerajaan kapal dan properti sebelum meninggal tahun 1992 terlebih dahulu memecah usahanya untuk diwariskan kepada keempat menantunya karena ia tak punya anak lelaki. YK Pao membagi manajemen usahanya kepada para menantunya meskipun tidak memiliki latar belakang bisnis yaitu: dokter china, Arsitek Jepang, Bankir Shanghai dan Pengacara Austria.

Kebijakan tersebut, bukan suatu yang langka bagi keluarga konglomerat china, tulis Murray Weiderbaum dan Samuel Hughes Penulis buku The Bamboo network.

Berdasarkan sejarah, grup bisnis yang didominasi oleh Keluarga dan tersebar secara geografis tidak hanya ditemukan di Asia Tenggara. Tokoh ini lalu membeberkan kisah sukses House of Rothshild di Eropa. Dari lima putra pendiri, soernag mengelola kantor utama di Frankfurt dan yagn lain mendirikan cabang di London, Paris, Wina dan Napoli, pusat perniagaan utama Eropa pada masa itu.

Kini,kerajaan bisnis yang dijalankan keluarga etnis Cina semakin banyak dipimpin oleh Generasi baru. Meski telah bernilai milyaran dollar tetapi, perusahaan –perusahaan tersebut mempertahankan pengendalian keluarga yangkuat dan menunjukkan keengganan yang fanatik untuk menerima professional dari luar masuk dalam menajamen perusahaan mereka.

Hemat penulis beberapa perusahaan papan atas di Indonesia pun setali tiga uang menerapkan hal yang sama. Bahkan yang lebih mengagetkan penulis adalah ketika menyaksikan bahwa umumnya UMKM yang bertahan lama di indonesia merupakan warisan keluarga, diwariskan kepada keluarga dan dikelola oleh Keluarga.

Gaya manajemen berorientasi keluarga yang umumnya menjadi karakteristik banyak perusahaan china perantauan memiliki kekuatan sekaligus kelemahan.

Sisi positifnya adalah pengendalian oleh keluarga memungkinkan struktur manajemen dengan sedkit birokrasi sehingga mempercepat pengambilan keputusan

Kesetiaan keluarga juga mengurangi pertikaian dan persengketaan yang merugikan, Namun sisi negatif nya anggota keluarga mungkin tidak memiliki bakat manajerial yang memadai agar perusahaan tetap kompetitif di perekonomian dunia, tegas penulis buku the Bamboo network.

Nasehat luqman terhadap putranya.

Bertanyalah kepada seorang ibu yang pernah mengandung. Apa perasaannya dan bagaimana bebannya sehari-hari tatkala ia harus mengandung selama kurang lebih 9 bulan dan apalagi jika ia pun masih harus bekerja keras mencari nafkah? Beban seorang ibu pastilah lebih hebat dari beban seorang tentara terlatih pun, karena beban yang ia bawa bukan benda mati, tetapi benda hidup yang sangat sensitif sehingga memerlukan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Kemudian setelah sukses mengusung beban tersebut selama 7 bulan, sang ibu hamil tersebut pun kemudian akan melahirkan. Pada saat –saat melahirkan ini pun ia kembali mempertaruhkan nyawanya. Sukses melahirkan tugas seorang ibu masih belum berhenti. Ia pun harus siaga satu merawat bayi mungil tersebut dalam hitungan tahun hingga bayi mampu mandiri. Disinilah terletak kemulian seorang wanita dimata anaknya. Tak heran, suatu ketika, nabi ditanya, siapa gerangan yang paling patut ia hormati, lalu dijawab oleh sang Nabi, “ ibumu”. Lalu siapa lagi wahai nabi, tanya sahabat. Nabi menjawab, ibumu. Hingga ketiga kali, sang sahabat bertanya, siapa lagi dan nabi untuk ketiga kalinya mengatakan, ibumu. Barulah setelah itu beliau mengatakan, ayahmu.

Peran dan kontribusi seorang ayah pun tak kalah hebatnya. Seorang ibu menjadi kuat melewati perjuangan mengandung, melahirkan hingga membesarkan putranya tersebut karena seorang ayah ikut membantu, memberi dukungan moral dan material untuk keamanan dan kenyamanan keluarga tersebut. Surga anak adalah dibawah telapak kaki ibu dan surga wanita adalah dibawah telapak kaki suaminya. Sebuah ungkapan yang sarat nilai-nilai moral yang tinggi, dimana agama menempatkan kedua orang tua sebagai medium penciptaan ( reproduksi ) manusia pada tempat teramat tinggi.

Alqur’an dalam surat Luqman menegaskan pentingnya nilai bhakti seorang anak terhadap kedua orang nya, nyaris setara dengan kewajibannya untuk bersyukur kepada Allah.

“ Kami berwasiat kepada manusia tentang kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. (Kami berwasiat kepadanya), “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, karena hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” Surat Lugman dimulai dengan penegasan ulang tentang Hakekat dan fungsi AlQuran sebagai Petunjuk dan rahmat bagi orang yang berbuat kebaikan yaitu bagi orang-orang yang mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat, ( sebagai orang-orang yang beruntung) meniscayakan perlu menyertai keshalehannya tersebut dengan bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua. Menurut Ibnu Abbas, makna rangkaian kata “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, bermakna ayat maqrunah ( saling terkait dan tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain ) yang berarti bahwa mengerjakan satu hal tidak lah memadai tanpa mengerjakan padanannya. Dengan demikian menjadi tidak afdhal nilai syukur seorang Hamba Kepada Tuhannya tanpa disertai penghormatan terhadap kedua orang tua.

Nasehat luqman terhadap putranya.

1. Bersyukur kepada Tuhannya dan jangan mempersekutukan Allah

“ Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, (dan Kami berkata kepadanya), “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, pada waktu ia memberi nasihat kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah), karena sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

2. Bersyukur Kepada Kedua Orang tua

Dan Kami berwasiat kepada manusia tentang kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. (Kami berwasiat kepadanya), “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, karena hanya kepada-Ku-lah kembalimu.

3. Tidak boleh mengikuti nasehat orang tua yang bertentangan dengan syariat Agama tetapi tetap mempergauli kedua orang tua dengan baik

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti mereka, dan pergaulilah mereka di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lantas Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

4.Mendirikan Sholat dan berbuat kebajikanlah, semua kebajikan ada nilai nya.

Lugman berkata, “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi sekalipun, dan berada dalam batu, di langit, atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

5. Melakukan Amar ma’ruf nahi munkar dan bersabar menghadapi musibah

Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang sangat penting.

6. Tidak boleh sombong dan angkuh

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan mencurahkan kepadamu seluruh nikmat-Nya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan dan petunjuk serta tanpa kitab yang memberi penerangan. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak), kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya.” Dan apakah mereka (masih akan mengikuti nenek moyang mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api (neraka) yang menyala-nyala? Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kukuh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. Dan barang siapa kafir, maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lantas Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

7. Bertaqwa kepada Allah.

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang ayah tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong ayahnya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.

Sesungguhnya hanya hanya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia usahakan besok. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

PERAHU KEBAJIKAN

April 4, 2012

Seperti diwasiatkan Adam kepada putra-putrinya sebelum nabi Pertama ini menemui ajalnya, bahwa kelak sepeninggalannya nanti, bahwa Allah tidak akan meninggalkan manusia sendiri dimuka bumi. Allah akan mengutus Nabi-nabi Nya untuk memberi petunjuk dan menolong mereka. Para Nabi itu berlainan nama, sifat dan mukjizatnya. Namun mereka memiliki misi dan satu visi yaitu berdakwah untuk menyembah kepada Allah Semata. Meski demikian, Adam Tetap berpesan kepada Anak cucunya agar senantiasa Menyembah Allah dan Menghindari Bujuk Rayu Iblis Terkutuk agar terhidar dari kesengsaraan sejati. Tetapi dasar Manusia, prediksi Malaikat kembali berulang karena iblis terus menerus berupaya menjerumuskan manusia. Ya, setelah kematian Nabi Adam, Waktu berlalu tanpa dakwah. Manusia mulai sibuk dengan kehidupan rutinitasnya. Selaras dengan hukum zaman, kesibukan tersebut mulai membuat keturunannya mulai lupa akan wasiat sang Rasul Adam AS. Singkat cerita seiring dengan perjalanan waktu, keturunan Adam yang sudah menyebar, idak saja mulai mengabaikan wasiatnya, malah sudah pada terjerumus kepada kemusyrikan, kecuali beberapa orang.

Tetapi Allah Maha Penyayang. Selaras dengan janji Adam kepada cucunya tersebut lantas Allah kembali mengangkat seorang Nabi dan Rasul yang sholeh dari keturunan Adam yaitu Nuh. Nuh adalah orang yang paling luhur akhlagnya pada masa itu, meski ia bukan yang terkaya dan juga bukan yang berasal dari rezim yang sedang berkuasa. Menarik sekali, Akhlagul karimah menjadi satu salah indikator terpenting kalau bukan satu-satunya dari Allah dalam menetapkan nubuwah.

Kelebihan Nuh adalah bahwa tokoh ini masih ingat akan janji Allah kepada Adam dan anak-anaknya. Sehingga beliau telah beriman kepada Allah sebelum nubuatnya.

AL Quran memuji akhlag Nabi Nuh dan menyebutkan sebagai seorang hamba yang ahli bersyukur ( “ Sesungguhnya dia adalah hamba Allah yang banyak bersyukur ) QS. Al Isrya’ 3 ).

Kepada Kaumnya Nabi Nuha mengajak kaumnya agar kembali kepada Tauhidullah yang menciptakan alam ini. Nuh juga mendakwakan etos hidup penuh syukur. Manusia harus lah bersyukur atas segara anugrah Tuhan baik atas penciptaan Nya maupun syukur atas limpahan rezeki, serta syukur atas anugrah akal. Dengan demikian, adalah terlarang bagi manusia untuk menyembah berhala, tegas sang Nabi ini. Mendengar nasehat bijak Nabi Nuh, masyarakat terbelah dua. Dakwah Nabi Nuh, justru berhasil menyentuk hati orang yang lemah, sebaliknya mendapat resistensi dan perlawanan dari penguasa yang menyembah hawa nafsunya. Para penguasa malah merasakan terancam kedudukannya dengan kehadiran Nabi Nuh, sehingga mereka segera menggalang barisan untuk melakukan penentangan atas dakwah nabi Nuh yang dipandang akan melemahkan kekuasaan mereka. Bentuk perlawanan penguasa ini, digambarkan dengan sangat baik oleh Alquran. “ Maka berkatalah pemimpin-pemimpinyang kafir dari kaumnya. Kami tidak melihat kamu, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami” ( QS Hud 27 ).

Mendapat penolakan dari para penguasa tersebut tak menyurutkan semangat dakwah sang Nabi yang ahli bersyukur ini. Siang malam dakwah dilaksanakan hingga telah mencapai masa 950 tahun, namun pengikutnya tetap sedikit dan itupun hanya berasal dari para fakir miskin.

“ Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun “ ( QS Al ankabut:14 )

Melihat akumulasi kesesatan pengikut Nabi Nuh tersebut, lalu Allah menurunkan azab berupa banjir bandang setelah sebelumnya nabi Nuh diperintahkan oleh Allah untuk membuat perahu dan menaikkan orang-orang yang beriman keatas perahu tersebut. Dalam sejarah dikisahkan ketabahan Nabi Nuh dalam berjuang dan termasuk keuletan beliau membuat perahu. Diawali dengan menamam pohon, dan menunggu beberapa tahun hingga pohon itu besar dan lalu menebangnya untuk membuat bahan Kapal perahu yang sangat besar, tinggi. Menyaksikan proses pembuatan kapal tersebut para orang kafir mencemohnya. “ Sekarang sedang musim kemarau, lagi pula tak ada sungai atau laut yang dekat dengan tempat tinggalmu. Jadi bagaimana engkau akan menjalankan kapalmu, hai Nuh? Apakah kamu akan melayarkan kapalmu diatas tanah? Dimana air yang dapat melayarkan kapalmu? Sungguh engkau sudah gila” cemooh orang-orang kafir menertawakan tindakan nabi Nuh.

“ Dan mulailah Nuh membuat Bahtera. Dan Setiap kali pemimpin kaum nya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkata Nuh, “ Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami ( pun ) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek kami. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal ( QS. Hud 38-39 ).

Orang bijak mengatakan annasu a’dau ma jahilu artinya: kadang-kadang orang bodoh mencaci orang pintar karena ketidak tahuannya.

Singkat cerita, Pembuatan Kapal nabi Nuh telah selesai. Nabi Nuh duduk-duduk dirumahnya seraya menanti titah ilahi. Allah kemudian menurunkan wahyu kepada Nabi Nuh, jika ada air datang dari dapur, itulah pertanda banjir besar akan datang. Menyaksikan kejadian itu tiba – yakni dapur rumah nabi Nuh memancarkan air, nabi Nuh bersegera membuka pintu kapalnya dan memanggil orang-orang mukmin naik keatasnya. Kapal Nabi nuh mengangkut burung jantan dan betina, sepasang gajah, harimau, serta banyak binatang lainnya. Nuh telah membuatkan kandang untuk binatang itu didalam kapal. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa banjir bah melanda seluruh bumi, kalau tidak tidak mungkin binatang itu dimasukkan dikapal nabi Nuh.

Istri Nabi Nuh tidak ikut naik kapal, karena dia tidak percaya kepada suaminya. Sementara itu salah satu putra Nuh juga menyembunyikan kekufurannya dari ayahnya. Dia berpura-pura beriman jika dihadapan orang tuanya. Akhirnya iapun tidak mau naik kapal nabi Nuh. Menurut Ibnu Abbas, jumlah orang yang beriman yang naik kapal nabi nuh hanya 80 orang. Setelah seluruhnya siap dan menaiki kapal maka air bah pun melanda bumi. Seluruh celah bumi mengeluarkan air, sementara hujan tercurah dari langit sehingga membuat air melimpah ruah, semakin lama semakin tinggi dan lalu menghempas menyapu seluruh yang ada dibumi. “ maka kami bukakan pintu –pintu langit dengan menurunkan air yang tercurah. Dan kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sunguh telah ditetapkan, Dan kami angkut Nuh keatas bahtera yang terbuat dari papan dan paku ( QS. AL Qamar; 11-13 ).

Dikisahkan juga, pada waktu banjir mulai, Nuh sempat berupaya memanggil putranya, sedangkan anak itu berada ditempat yang jauh terpencil. “ hai Anakku, naiklah kekapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang kafir” ( QS Hud;42 ). Namun putranya menjawab, “ Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah ( QS. Hud 43 ).

Nuh kembali memanggilnya, “ Tidak ada yang melindungimu hari ini dari azab Allah, selain Allah yang Maha Penyayang”. Dialog antara Nuh dan putranya baru berakhir seiring dengan datangnya ombak yang menerjang sang anak, sebagaimana dijelaskan berikut ini: “ Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya: maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan” ( QS. Hud 43 ). “ Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata, “ Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji engkau itulah yang benar. Dan engkau adalah hakim yang seadil-adilnya ( QS Hud. 45 ). Tuhan Menjawab dengan menjelaskan siapa sesungguhnya putranya tersebut: “ Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu ( yang dijanjikan akan diselamatkan ), sesungguhnya perbuatannya tidak baik, Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui ( hakekatnya ). Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan “ ( QS; Hud 46 ).

Kisah ini menjadi pembelajaran bagi kita, bahwa terkadang tantangan seorang penganjur kebajikan itu datang dari orang –orang terdekat seperti anak dan istri.

Dan memang fakta menunjukkan, mengajari orang terdekat itu jauh lebih sulit ketimbang orang lain. Faktor kedekatan emosional kadang-kadang bisa menjadi semacam penghambat.

Dalam konteks putra nabi Nuh, Menurut Imam Qurtubi, Nuh mengira Putranya beriman sebab itu Nabi ini mengadu kepada Allah bahwa ia adalah keluarganya. Maka Allah yang tahu hal yang Ghaib membongkar kemunafikan putranya tersebut dengan mengatakan Akulah yang mengetahui keadaan riel dari perilaku putra Nuh yang sesungguhnya.

Jadi patut digarisbawahi dalam kisah ini. Bahwa ikatan keimanan kepada Allah dapat mengurangi bobot derajat hubungan darah antara ayah dan putranya. Alguran mengatakan, Bahwa Putra Nuh yang tidak beriman, bukan termasuk keluarganya. Dalam pengertian ini, faktor iman kepada Allah menjadi indikator hubungan kekeluargaan antara manusia. Ini menarik untuk digaris bawahi. Jadi bukan hubungan darah saja yang menghubungkan kekerabatan manusia yang lebih tinggi dari itu adalah ikatan keimanan.

Setelah mendapat penjelasan terang benderang dari Tuhan, maka Nuh menerima dengan legowo keputusan Allah tersebut dengan mengatakan, “ Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang kau tiada mengetahui hakekatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.

” Tuhan Yang maha bijak, dan Maha Pemaaf membalas doa Nabi Nuh tersebut sebagai berikut: “ Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari kami atas mu dan atas umat –umat yang mukmin dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada pula yang –umat yang kami beri kesenangan pada mereka ( dalam kehidupan dunia ) kemudian mereka akan ditimpa azab yang pendih dri kami ( QS Hud 47-48 ).

Setelah beberapa saat gelombang bah menerjang seluruh bumi dan menghancurkan segala isinya kecuali kapal Nabi Nuh dan isinya, maka Allah memerintahkan bumi berhenti “ menangis” dan menyuruh bumi menelan air serta memerintahkan kapal nabi Nuh berlabuh dibukit Judi. Ada ahli yang mengatakan bahwa bukit judi itu terletak disebuah gunung di Irak.

Nuh turun dari kapalnya dan melepaskan burung-burung dan binatang sehingga mereka berpencar dimuka bumi dan setelah itu barulah orang mukmin turun dari kapal memulai kehidupan baru. Diceritakan, pertama-tama Nuh bersujud syukur dengan menempelkan keningnya diatas bumi dan bersujud. Bumi masih basah bekas banjir bah yang menerpanya. Usai Sholat, beliau bangkit dan menggali tanah untuk membuat fondasi bangunan sebagai tempat untuk beribadah mengagungkan Allah.Disinilah Nuh menjalani hari tuanya dengan berpuasa sebagai rasa syukur. Sebelum meninggal beliau berwasiat kepada anak-anaknya agar mereka Menyembah Alah semata, setelah itu beliau berpulang kerahmat Allah.

Sepeninggalan nabi Nuh, muncul kembali Beberapa Nabi seperti Nabi Hud yang diutus untuk sebuah kaum bernama kaum Ad. Pada Zamannya kaum ini memiliki tubuh yang sangat besar dan paling tinggi sehingga tubuhnya sangat kuat. Kekuatan fisik inilah yang membuat mereka sukses dan kaya secara material. Namun sayang beribu sayang, meski secara fisik mereka sangat ideal yakni berpostur tinggi dan atletis, serta kaya secara material namun otaknya sangat kerdil dan kalbunya sangat kering. Bagaimana tidak kerdil, mereka lebih memilih untuk menyembah berhala dan mencaci maki Nabi dari pada beriman kepada Allah. Kemudian setelah Nabi Hud, Muncullah kembali Nabi Nabi Shalih yang diutus kepada Kaum thamud. Kepada suku ini, Nabi Shalih hadir membawa panji – panji tauhid, yakni agar meninggal kan patung sesembahan mereka dan kembalilah mereka untuk menyembah Allah.Tentu saja, dakwah tauhid ini menggoncangkan ketenangan kaum Thamud yang telah terbiasa menyembah patung. Meski pada awalnya, kaum thamud sangat respek dengan kesucian perilaku serta kebijaksanaannya, namun mereka tidak menerima, ketika sang Nabi tesebut menghujat sesembahan mereka yaitu patung-patung tersebut yang telah mereka warisi dari nenek moyang mereka secara turun temurun.Protes resmi kaum thamud ini serta kekaguman mereka atas kehebatan kepribadian Sang Nabi tersebut terukir dengan sangat indah dalam al Quran Surat Hud; 62.

Singkat cerita, beberapa nabi kemudian diutus untuk kaum yang berbeda, namun lagi-lagi pembangkangan manusia terus berulang kali terjadi hingga nabi mengutus Nabi Ibrahim yang disebut sebagai bapak Para Nabi, Nabi Musa, Nabi Isa hingga Nabi terakhir Muhammad SAW . Dari kisah para Nabi ini sesungguhnya manusia dapat mengambil i’tibar dan pembelajaran bahwa untuk sukses dalam hidup dan kehidupan ini manusia harus Memiliki Tauhid sebagai fondasinya dan lalu menerapkan ajaran serta Para Nabi tersebut sebagai Teladan. Dan last but not least manusia juga harus sadar bahwa hidupnya tidak akan terlepas dari ujian baik yang berasal dari ujian hidup maupun bujuk rayu Iblis yang memang by design di ciptakan untuk merayu manusia sebagai khalifah agar gagal menjalankan misinya dalam membangun bumi serta memakmurkannya untuk semua mahluk.Pemaparan kisah singkat para Nabi diatas menjadi penting sebagai entry point sebelum kita membicarakan etos hidup tiada merugi pada bahasan –bahasan berikut Artinya kesuksesan kehidupan manusia dimuka bumi ini tidak akan ada artinya jika tidak dilandasi oleh spirit Tauhid dan ketaatan Pada Allah – Itulah Etos Sukses malaikat , Dakwah pertama dan utama para Nabi dan sekaligus bahan utama penciptaan Manusia. Barulah kemudian Etos ini disempurnakan dengan perbaduan kecerdasan Akal dan nafsu ( keberanian Untuk bertindak ) sebagai bekal utuh setiap kesuksesan manusia. Etos sukses ini dengan sangat baik dirumuskan oleh Stephen R. Covey sebagai perpaduan antara Visi, disiplin, gairah dan Nurani. Seluruh kesuksesan pastilah dibangun diatas fondasi keempat etos ini, meskipun ditulis dengan beragam istilah dan terminologi oleh banyak pakar, tegas tokoh ini. Menyaksikan kisah diatas dan kesimpulan Stephen R. Covey tersebut penulis teringat dengan rumusan Idiologi Negara Tercinta ini yakni Pancasila dan mencoba menelisik pasal demi pasal yang sesungguh nya telah mendekati titik kesempurnaan sebagai fondasi sukses yaitu: asas Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan Beradab, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan sosial. Persolannya barangkali adalah mengetahui tidak selalu sama dengan memahami dan yang jauh lebih berat lagi adalah melaksanakannya dalam detak kehidupan nyata. Itu pula hemat penulis yang menjadi tantangan terbesar para Nabi baik sebagai pemimpin Kaumnya, Nabi dan Rasul sepanjang Masa.

Khalifah di Bumi

April 4, 2012

Anda dan saya adalah Khalifah. Khalifah Tuhan dimuka Bumi. Kesimpulan ini tersirat dari Ayat al-Quran berikut ini.“ Sesungguhnya Aku Hendak menjadikan Seorang “Khalifah” di muka bumi (QS. Al Baqarah : 30).

Pertanyaannya kemudian adalah, Apakah arti khalifah? Kenapa Khalifah dari Jenis Mahluk bernama manusia bukan dari Jenis Malaikat atau Jin atau Binatang? Siapakah Manusia?Orang-orang berbeda pendapat tentang makna “ khalifah”. Ada yang mengartikan khalifah adalah pemimpin bagi mahluk yang sudah ada di bumi yang suka membuat kerusakan dan saling menumpahkan darah. Dan ada juga yang mengartikan sebagai wakil Tuhan yang berfungsi untuk mengaktualisasikan hukum-hukum dan perintah Allah, karena Adam adalah Rasul Pertama di Muka Bumi. Nabi Muhammad Mengatakan, Adam adalah Nabi dan sekaligus Rasul pertama untuk anak-anaknya.

Drama Penobatan Adam Sebagai Khalifah.

Alkisah, tatkala Allah SWT mengumumkan rencana besarnya untuk mencipta mahluk baru bernama Manusia sebagai Khalifah di Muka Bumi, Malaikat dan jin mahluk “senior” kala itu melakukan protes besar. Dengan keterbatasan mindset nya Malaikat mengukur kualitas manusia dari sisi spritualitas. Ia mengatakan, Wahai Tuhan Akan kah engkau akan menciptakan Manusia yang akan menumpahkan darah dimuka bumi, sedangkan kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau? Ya, sekali lagi malaikat meragukan kapasitas keshalehan manusia kala itu.

Protes yang lebih keras, dikemukakan oleh jin, yang telah mengetahui natur pembuat manusia ternyata salah satunya berasal dari Unsur Tanah, padahal iblis tercipta dari bahan natur Api- bahan yang lebih mulia menurut Perspektif Iblis.

Kisah tentang Penobatan Adam sebagai Khalifah di muka bumi juga terungkap dalam dialog Allah Berikut ini dengan Malaikat:

“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat, “ Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bum i” Mereka berkata, “ Mengapa Engkau hendak menjadikan Khalifah di bumi yaitu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan menyucikan engkau? Tuhan Berfirman, “ Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” ( QS. Al baqarah. 30 ).

Menurut Tafsir Fi Zhilalil Qur’an dijelaskan, bahwa mindset Malaikat tentang mahluk ideal adalah seperti sifat fitrah yang dimiliki malaikat bukan sebaliknya mahluk yang berpotensi berbuat kerusakan. Jadi, pertanyaan malaikat menggambarkan adanya kekagetan dengan rencana Allah menciptakan bentuk mahluk baru bernama manusia, bukan sebentuk penolakan atau pengingkaran.

Kemudian Allah menegaskan bahwa karakter Malaikat tidak cocok untuk menjadi Khalifah dan juga tidak mudah untuk mengemban tugas sebagai khalifah. Memang bertasbih adalah sebuah kebajikan, namun kekhalifaan tidak dilandaskan pada hal itu semata.

Sosok Khalifah dimuka bumi membutuhkan sosok karakater pencari pengetahuan dan kadang-kadang juga melakukan kesalahan. Dengan demikian, Adam adalah sosok baru diantara mahluk yang ada saat itu yaitu malaikat yang rajin berstasbih dan binatang yang suka menumpahkan darah serta jin yang pembangkang.

“ Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada ku ( QS Adz Dzariyat: 56 ).

Konflik Jin dan Manusia

Dikisahkan oleh Ahmad Bahjat, Allah mengambil segenggam tanah dari bumi. Tanah tersebut ada yang berwarna putih, hitam, dan mereka ( sesuai dengan jenis warna kulit manusia ). Lalu Allah mencampur tanah itu dengan air sehingga menjadi tanah liat yang lengket dan berbau. Konon pada saat proses penciptaan tersebut, Iblis melewati tanah liat tersebut dan terkejut dengan apa yang terjadi pada tanah liat itu.

Dimana dari tanah liat tersebut Allah membentuk sosok Adam.AS, dengan kekuasaan Nya dan lalu meniupkan ruh kepadanya. Maka bergeraklah jasad Adam dan tumbuhlah kehidupan di dalam tubuhnya. Saat membuka kedua matanya, Adam melihat semua malaikat bersujud kepadanya kecuali Satu mahluk bersama mereka.

Pada saat itu Iblis berdiri bersama malaikat, Tuhan Memerintah keduanya agar bersujud kepada Mahluk baru tersebut bernama Manusia. Iblis dengan etos Spritualitasnya segera take action melakukan sujud karena Taat atas perintah Allah, Sementara Iblis, dengan midset supremasi naturnya dari Api melakukan pembangkangan. Seharusnya ia mematuhi perintah Tuhan untuk bersujud, karena malaikat yang lebih mulia secara naturnya terbuat dari bahan cahaya-lebih mulia dari Jin, saja sudah mematuhi.

Dalam suarat Shad, Allah menceritakan Proses penolakan Iblis itu sebagai berikut:

“ Allah berfirman, Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah kuciptakan dengan kedua tanganku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi? Iblis Berkata, Alu lebih baik daripadanya, karena engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia engkau ciptakan dari tanah”. Allah berfirman, Maka keluarlah kamu dari Surga sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya kutukanku tetap atasmu sampai hari pembalasan. Iblis berkata, Ya Tuhanku, beri tanggulah aku sampai hari mereka dibangkitkan”. Allah berfirman, Sesungguhnya kamu termasuk orang –orang yang diberi tangguh sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya ( hari kiamat ). “ iblis menjawab, Demi Kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hambamu yang mukhlish di antara mereka ( QS. Shad 75- 83 ).

Seorang pakar, merujuk ayat ini menyebutkan dalam perjalanan sejarah ada juga manusia yang menerapkan mindset dan etos iblisi dalam melihat keunggulan manusia. Mereka inilah yang menggunakan sisi psisik dan materialisme an sich. Sebagai indikator Keunggulan dan kemuliaan seseorang. Sebaliknya, Ada juga golongan manusia yang menjadikan spritualitas ( mindset Malaikat ) sebagai Preperensi dalam menetapkan kualitas seseorang.

Golongan ini, senantiasa melihat sisi keimanan dan kesholehannya saja sebagai indikator kesuksesan Yang ideal menurut tokoh ini adalah dari multi sisi – selaras dengan kontruksi manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Bahkan kekayaan dan kesuksesan seorang manusia hanya akan otentik jika ia mampu memadupadankan berbagai kelebihan yang ada seperti kesalehan, kecerdasan, kekayaan, dan lain-lain.

Kembali kepada kisah diatas.

Mengamati apa yang terjadi disekitarnya saat itu dengan seksama, adam merasakah cinta, takut dan heran sekaligus. Adam sangat cinta kepada Allah yang telah menciptakan nya sebagai khalifah dan memuliakannya dan yang telah memerintahkan malaikat bersujud kepada nya. Sebaliknya ia menjadi dicekam rasa takut atas murka Allah ketika iblis menolak perintahnya dan ia juga heran mengapa iblis sangat membeci dirinya, padahal ia tidak mengenalnya. Yang ia ketahui tentang argument penolakan iblis hanya sebatas bahwa natur penciptaannya dari api lah yang lebih baik dari pada tanah. Dari mana iblis mendapatkan pengetahuan seperti itu? Pikir Adam penuh keheranan. Bukankah Tuhanlah yang menciptakan Tanah dan api, dan tentu saja urusan Tuhan Pula untuk menetapkan dan yang lebih mengetahui mana yang lebih mulia diantara keduanya, pikir adam.

Menurut Bahjat, proses terjadinya dialog terbuka diatas, dimaksudkan untuk memberi pendidikan bagi adam. Bahwa adam telah diberi kebebasan kepada manusia apakah akan meniru etos kerja malaikat yang senantiaa taat kepada Allah atau meniru iblis yang membangkang Nya. Semua tindakan mahluk tersebut tidak akan mengurangi kemuliaan Allah.

Selain pembelajaran atas hak kebebasan tersebut, Adam atau manusia juga diajarkan sebuah ilmu pengetahuan maha penting yaitu bahwa Iblis sebagai simbol kejahatan dan malaikat sebagai simbol kebajikan. Itulah bekal Adam sebagai khalifah dimuka bumi yakni mengetahui segala hal yang dapat merusaknya dan juga memakmurkannya. Dengan demikian, kesuksesan manusia sebagai khalifah dimuka bumi hanya akan terjadi jika manusia mengenal Allah dan ilmu-ilmu dunia.

Adam Menjadi Khalifah Dimuka Bumi & Mengabadinya Drama Pertarungan Kebajikan Versus Kejahatan.

Sukses dengan ceremoni wisuda Adam sebagai Khalifah, lantas kehidupan berlangsung lancar nyaris tanpa konflik. Namun Allah melihat Adam sangat kesepian. Lalu Allah Menciptakan Hawa dari dirinya. Kepada kedua Mahluk baru tersebut Allah sediakan seluruh fasilitas hidupnya di Surga kecuali hanya satu larangan untuk mereka agar tidak memakan buah khuldi.

Iblis mengetahui hal tersebut dan lalu sesuai tabiatnya merayu keduanya agar tergelincir kejalan kesesatan. Singkat cerita, Adam dan hawa memakan buah khuldi tersebut sehingga keduanya terusir dari Surga dan turun kebumi. Adam, menyesal atas perbuatannya yang membuatnya kini berpisah dengan kebahagiaan sejatinya sejak ia diusir dari Surga. Kini ia tinggal di bumi Beliau harus kerja keras menghadapi penderitaan demi penderitaan dan konflik tiada henti. Jika penderitaan usai, maka konflik muncul dan hal itu terjadi silih berganti. Meski demikian Adam sadar, bahwa penyebab semua itu adalah pengaruh Iblis yang terkutuk. Setan itulah yang memprovokasinya dan merayu keduanya hingga mereka terusir dari Surga. Kini ia bertekad tidak akan mau terjebak kelobang yang sama untuk kedua kalinya. Ia pun sadar bahwa tugasnya kini sesuai dengan amanat Allah adalah untuk memakmurkan bumi, sebagai penguasa, itulah yang membuat perasaan Adam sedikit terhibur dan lega.

Di bumi Adam dan Hawa mempunyai keturunan. Setiap kali, Hawa melahirkan anak kembar Siam yaitu lelaki dan perempuan. Setelah anak itu berusia dewasa, lantar Adam menikahkan mereka. Mulai dari Qabil dan Habil hingga beranak pinak dan bumi pun mulai ramai oleh keturuan Adam. Mereka disana mulai membangun peradaban baru khas dunia. Adam diangkat oleh Allah sebagai Rasul dan Nabi bagi keturunannya. Kepada Anak-anaknya, Adam mengisahkan drama hidup yang pernah dialaminya dan lalu berusaha sekeras-kerasnya untuk mengajak keturunannya untuk menyembah Allah, dan menegaskan dengan sejelas-jelasnya bahwa iblis akan berupaya sekeras-kerasnya menyesatkan anak cucu Adam, agar menuruti hawa nafsunya dan membuat kerusakan dimuka bumi serta ingkar kepada Tuhan. Anak-anak Adam patuh dan taat pada nasehat ayahandanya. Hingga suatu ketika, Qabil berhasil berhasil diprovokasi Iblis agar membunuh Habil yang mencintai saudari kembarnya. Iblis, mengatakan agar Qabillah sebagai saudara kembarnya yang paling berhak menikahi saudari kembarnya yang lebih cantik tersebut, ketimbang Habil yang hanya saudara kandung.

Mengetahui adanya konflik terselebung tersebut dengan Bijak nya Adam menengahinya dan menjadikan Allah sebagai hakim tertinggi. Kepada kedua putranya tersebut lantas Adam, meminta keduanya mempersembahkan korban. Maka keduanya menurut untuk mempersembahkan korban tersebut, Namun Allah hanya menerima satu korban dari dua korban yang dipersembahkan yaitu korbannya Habil.

Singkat Cerita, tak terima dengan kekalahannya terebut, dengan pengaruh iblis, Qabil akhirnya membunuh Habil saudaranya tersebut sehingga terjadilah pertumpahan darah pertama dimuka bumi seperti yang diprediksikan oleh Malaikat.

Qabil menyesal atas perbuatannya. Namun sesal kemudian tiada berguna. Tubuh Qabil berguncang-guncang mengiringi tagisnya yang tertumpah. Kemudian dia menggaruk-garukkan kukunya ketanah untuk membuat kuburan bagi saudaranya.

Mengetahui kejadian itu, Adam as Berkata, “ Ini adalah perbuatan setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata ( permusuhannya ) ( QS. Al Qashash; 15 ).

Atas kejadian tersebut, Adam sangat pedih hatinya. Salah satu putra kesayangannya meninggal sedang setan merayakan kemenangan untuk kedua kalinya atas keberhasilannya memperalat Qabil Putra sang Rasul. Inilah konflik Pertama keluarga di Muka Bumi.

Setelah mendoakan putranya Habil yang meninggal, Adam kembali kepada kehidupannya sehari-hari berkerja untuk mendapatkan makanan seraya terus menerus menasehati anak-cucunya agar bertakwa kepada Allah. Hari, demi hari tahun demi tahun berlalu, usia Adam semakin menua dan seiring dengan itu anak cucunya terus berkembang biak dan menyebar disegala penjuru bumi.

Adam segera menemui ajalnya. Anak cucunya mengelilinginya sambil menunggu wasiat terakhirnya.

Adam berbicara panjang lebar agar anak cucunya tahu bahwa ada sebuah perahu yang dapat menyelamatkan manusia, dan ada satu senjata untuk meraih kemenangan. Perahu tersebut adalah petunjuk Allah dan senjata tersebut adalah Kalimat Allah.

Adam juga menenangkan hati anak cucunya yang sedang risau paska sepeninggalannya nanti, dengan mengatakan, bahwa Allah tidak akan meninggalkan manusia sendiri dimuka bumi. Allah akan mengutus Nabi-nabi Nya untuk memberi petunjuk dan menolong mereka. Para Nabi itu berlainan nama, sifat dan mukjizatnya. Namun mereka memiliki misi dan satu visi yaitu berdakwah untuk menyembah kepada Allah Semata.

Inilah wasiat Adam kepada putra-putrinya. Adam telah menunaikan tugas terbaiknya sebagai nabi pertama dan lalu beliau memejamkan kedua matanya untuk beristirahat selamanya karena malaikat telah siaga satu mencabut nyawanya. ***